Model Risiko Berbasis EHR Menunjukkan Potensi Dalam Skrining Kanker Lambung

Studi terbaru mengeksplorasi penggunaan EHR untuk memprediksi risiko kanker lambung, menjanjikan deteksi dini yang lebih efisien. Model ini menggunakan data klinis untuk identifikasi pasien berisiko tinggi. Diharapkan dapat reformasi metode skrining dan meningkatkan pengobatan berbasis data.

Studi baru menunjukkan bahwa catatan kesehatan elektronik (EHR) dapat digunakan untuk memprediksi risiko kanker lambung. Model prediktif ini menganalisis data klinis untuk mengidentifikasi individu berisiko tinggi yang mungkin memerlukan skrining endoskopik dini. Dengan ini, dokter dapat melakukan pencegahan kanker dengan lebih efisien dan tidak invasif.

Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan prognosa pasien kanker lambung, tetapi metode skrining tradisional sering kali invasif dan memerlukan banyak sumber daya. Penelitian ini mengindikasikan bahwa data pasien yang ada dalam EHR, seperti hasil lab, bisa dimanfaatkan untuk prediksi risiko kanker yang lebih efektif.

“Sangat kuat bahwa kita bisa menggunakan data dunia nyata dari praktik klinis sehari-hari untuk memprediksi kanker lambung,” kata Michelle Kang Kim, MD, PhD. Dia menekankan perlunya menggunakan EHR untuk meningkatkan perawatan pasien dan mendorong penelitian ilmiah lebih lanjut.

Peneliti menganalisis data dari 614 pasien usia 40-80 tahun yang didiagnosis dengan kanker lambung nonkardiak (NCGC). Mereka juga menilai akurasi model menggunakan area di bawah kurva karakteristik penerima dan metode lain untuk memilih pasien yang cocok untuk skrining kanker lambung.

Hasil menunjukkan kinerja model yang baik dengan nilai estimator 0.632 sebesar 0.731. Faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, dan ras, serta kondisi kesehatan tertentu, meningkatkan probabilitas NCGC, sedangkan beberapa kondisi kesehatan lain seperti penyakit hati mengurangi risiko.

Dr. Kim menjelaskan bahwa model ini dapat mengubah praktik gastroenterologi dengan memungkinkan skrining yang lebih efektif. “Integrasi data sains dalam praktik sehari-hari bukan hanya kemajuan teknologi, melainkan langkah maju dalam kedokteran personalisasi,” ujar Dr. Kim.

Model prediktif ini juga bermanfaat untuk penelitian dengan mengungkap tren yang dapat mempengaruhi bidang gastroenterologi. Dr. Rashmi Advani, MD, menekankan pentingnya memiliki model prediksi risiko yang dapat diandalkan mengingat lonjakan kasus kanker lambung global. “Penelitian ini memberikan kerangka kerja dasar untuk mengidentifikasi pasien asimptomatik yang dapat diuntungkan dari skrining dini.”

Dr. Kim optimis bahwa penelitian ini dapat menciptakan alat yang mampu diadaptasi untuk berbagai penyakit. “Ini tentang memanfaatkan kekuatan data untuk membuat kesehatan lebih prediktif, personal, dan preventif.”

Studi ini menunjukkan potensi penggunaan EHR dalam memprediksi risiko kanker lambung, memungkinkan deteksi dini dengan metode yang lebih efisien dan tidak invasif. Model prediktif ini bisa mengubah cara skrining dilakukan, memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut, serta berkontribusi pada personalisasi perawatan medis. Kolaborasi di antara peneliti menunjukkan harapan untuk penerapan lebih luas dalam praktik medis.

Sumber Asli: www.gastroendonews.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *