Kanker kolorektal adalah penyebab kematian kanker kedua di AS, namun sangat dapat dicegah. Di tahun 2024, lebih dari 150.000 orang diperkirakan akan didiagnosis. Diet kaya serat, pemeriksaan rutin, dan kesadaran terhadap faktor genetik sangat berperan dalam pencegahan. Deteksi dini dan kemajuan dalam pengobatan juga penting.
Kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kanker kedua terbanyak di Amerika Serikat, namun sangat bisa dicegah. Menurut American Cancer Society, lebih dari 150.000 orang diperkirakan akan didiagnosis tahun 2024, dengan sekitar 52.000 kematian. Ahli Baylor Medicine menyarankan bahwa pemeriksaan rutin, perubahan gaya hidup, dan deteksi dini dapat mencegah atau mengobati banyak kasus kanker ini dengan sukses.
Diet yang kaya serat dan rendah makanan olahan dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian mendukung pencernaan yang sehat. “Daging olahan seperti bacon dan sosis telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal,” kata Dr. Atif Iqbal. Menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi konsumsi alkohol juga penting dalam menurunkan risiko kanker.
Riwayat keluarga kanker kolorektal meningkatkan risiko. Mereka yang memiliki hubungan keluarga yang terdiagnosis sebelum 60 tahun disarankan untuk mendiskusikan tes genetik dan opsi pemeriksaan dini. “Pengetahuan genetik penting untuk memahami risiko Anda dan implikasi bagi keluarga terdekat,” ungkap Dr. Yesenia Rojas-Khalil. Deteksi dini sangat penting bagi mereka yang berisiko herediter.
Screening rutin sangat diperlukan karena kanker kolorektal sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Kolonoskopi tetap menjadi metode standar untuk mendeteksi polip prakanker. “Kolonoskopi adalah salah satu alat paling efektif dalam mencegah kanker kolorektal,” kata Iqbal. Bagi yang ragu, tes berbasis tinja juga menjadi opsi non-invasif.
American Cancer Society merekomendasikan screening untuk orang dengan risiko rata-rata dimulai pada usia 45. Bagi individu dengan riwayat keluarga atau risiko lain, screening mungkin perlu dimulai lebih awal. “Kolonoskopi setiap 10 tahun cukup untuk kebanyakan orang, tetapi mereka yang memiliki faktor risiko lebih tinggi mungkin perlu lebih sering diperiksa,” jelas Iqbal.
Pilihan pengobatan kanker kolorektal terus berkembang, dengan teknik minimal invasif memberi waktu pemulihan lebih cepat. Operasi menggunakan robot merupakan bagian paling maju dari pembedahan minimal invasif. “Manfaat operasi robotik adalah pasien dapat pulih dalam dua hingga tiga hari, dengan rasa sakit minimal,” kata Dr. Punam Amin.
Menyadari gejala awal kanker kolorektal sangat penting untuk diagnosis lebih awal dan hasil yang lebih baik. Gejala yang perlu diperhatikan meliputi perubahan kebiasaan buang air besar, darah dalam tinja, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan kelelahan. Jika Anda mengalami gejala ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mengadopsi pendekatan proaktif dengan pola makan sehat, berolahraga, dan menjalani pemeriksaan rutin dapat mengurangi risiko kanker kolorektal. “Screening menyelamatkan nyawa,” tutup Rojas-Khalil. Diskusikan dengan dokter Anda mengenai opsi terbaik untuk screening dan jangan tunda pemeriksaan.
Kanker kolorektal adalah penyakit yang sangat dapat dicegah. Dengan diet sehat, pemeriksaan rutin, dan kesadaran akan risiko genetik, individu dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker ini. Deteksi dini dan pemahaman tentang gejala juga penting untuk meningkatkan hasil pengobatan. Diskusikan langkah-langkah pencegahan dengan dokter Anda.
Sumber Asli: blogs.bcm.edu
