Artikel ini membahas perkembangan terbaru tentang ADC yang menargetkan kanker ovarium dengan ekspresi FRα. Ada sekitar 20 agen dalam penelitian, termasuk luveltamab dan rinatabart sesutecan, yang mendapat perhatian utama. Evaluasi biomarker dan pemahaman mekanisme aksi sangat penting untuk pengapplication yang efektif dari ADC.
Dr. Kathleen N. Moore membahas perkembangan terkini obat penyambung antibodi dan obat (ADCs) yang menargetkan kanker ovarium dengan ekspresi reseptor folat alpha (FRα). Saat ini, ada sekitar 20 agen potensial yang sedang diteliti. Contohnya, luveltamab tazevibulin (luvelta; STRO-002) memiliki komposisi kimia yang berbeda dari mirvetuximab soravtansine-gynx (Elahere) dan memerlukan evaluasi klinis independen. Sedangkan, rinatabart sesutecan (Rina-S; PRO1184) telah mendapatkan status jalur cepat dari FDA untuk pengobatan kanker ovarium resisten platinum.
Moore menekankan pentingnya evaluasi biomarker dalam menilai efektivitas ADC. Penting untuk mengetahui apakah tingkat ekspresi FRα memengaruhi respons pasien. Pemahaman lebih dalam mengenai ambang batas biomarker dapat membantu pemilihan pasien yang lebih baik. Selain itu, mekanisme kerja ADC sering digambarkan secara sederhana sebagai “kuda trojan” yang mengantarkan kemoterapi, tetapi interaksi dalam mikro lingkungan tumor masih perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Moore menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan ADC di terapi kanker ovarium, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konteks molekular, profil toksisitas, dan jadwal administrasi. Penelitian di masa depan harus menggabungkan data korrelative dan translasi untuk menyempurnakan strategi pemilihan pasien. ADC yang ideal harus menunjukkan aktivitas signifikan dengan toksisitas yang dapat dikelola, terjangkau, dan memberikan peningkatan keseluruhan dalam kelangsungan hidup dibandingkan agen lainnya.
Pengembangan ADC yang menargetkan FRα dalam kanker ovarium menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan beberapa agen sedang dalam pengujian. Evaluasi biomarker dan pemahaman mendalam tentang mekanisme kerja ADC sangat penting untuk memilih pasien yang tepat. Dengan penelitian lebih lanjut, diharapkan kerangka kerja yang lebih akurat untuk mengintegrasikan ADC dalam praktik klinis akan berkembang.
Sumber Asli: www.onclive.com