Risiko kanker uterus meningkat di kalangan wanita kulit hitam terkait penggunaan produk kimia untuk rambut. Studi terbaru menunjukkan hubungan potensial, meskipun lebih banyak penelitian diperlukan. Wanita disarankan untuk memeriksa penggunaan produk dan konsultasi dengan dokter untuk pengelolaan kesehatan yang lebih baik.
Estimasi American Cancer Society menunjukkan hampir 66.000 kasus baru kanker uterus dan endometrium akan didiagnosis di AS tahun ini. Walaupun kanker uterus hanya menyumbang sekitar 3% dari semua kasus kanker baru, ini adalah kanker paling umum pada wanita, dan ada lonjakan kasus pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih.
Kanker uterus lebih umum terjadi pada wanita kulit hitam, dan mereka yang didiagnosis lebih mungkin meninggal karenanya. Perbedaan signifikan dalam kanker uterus telah dilaporkan selama beberapa dekade, mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.
Ada dugaan hubungan antara kanker uterus, pelurus rambut kimia, dan pewarna rambut. Produk-produk ini dicurigai mengandung bahan kimia berbahaya yang bersifat mengganggu endokrin dan karsinogenik, dan penelitian sebelumnya mengaitkan penggunaannya dengan risiko lebih tinggi beberapa kanker sensitif hormon, seperti kanker payudara dan ovarium.
Sebuah studi terbaru dari National Institute of Health merupakan yang pertama meneliti kemungkinan hubungan dengan kanker uterus. Meskipun tidak dirancang khusus untuk kanker uterus, studi ini berhasil mengumpulkan informasi yang signifikan tentang masalah tersebut yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
Studi ini mendefinisikan penggunaan “frekuensi tinggi” untuk pelurus rambut kimia dan pewarna permanen lebih dari empat kali per tahun. Wanita kulit hitam mungkin lebih sering menggunakan produk pelurus atau relaksasi, sehingga berisiko lebih tinggi. Hasil studi menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan risiko kanker uterus, tetapi ada peningkatan risiko terkait penggunaan pewarna rambut permanen dan pelurus kimia.
“Keuntungan dari studi ini adalah pendekatannya yang ketat, mengurangi bias dan mencakup populasi yang beragam, walau hanya 7,4% peserta adalah wanita kulit hitam,” kata Ashley Greenwood, MD, ahli onkologi ginekologi.
Pentingnya penelitian ini terletak pada kebutuhan untuk mencerminkan masyarakat yang dilayani oleh komunitas medis dan kemitraan dalam studi lanjutan. Juga, kanker uterus menunjukkan peningkatan angka kejadian dan kematian seiring waktu, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan penyebab perbedaan hasil yang lebih buruk bagi wanita kulit hitam.
Untuk mengurangi risiko kanker uterus, wanita kulit hitam disarankan untuk mengurangi frekuensi penggunaan produk tersebut dan berdiskusi dengan dokter mengenai kesehatan mereka. Faktor risiko yang terdefinisi termasuk riwayat keluarga, usia, berat badan, dan perdarahan pascamenopause.
Khusus mengenai penggunaan pelurus dan pewarna, disarankan untuk tetap tenang dan tidak panik, tetapi tetap waspada. “Meskipun penting untuk memperhatikan studi seperti ini, data lebih lanjut masih diperlukan untuk menarik kesimpulan yang pasti,” kata Kristie Hayes, MD, dokter kulit.
Kanker uterus meningkat di kalangan wanita kulit hitam, dengan faktor risko yang kompleks. Penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan hubungan antara penggunaan produk kimia dan risiko kanker. Wanita kulit hitam disarankan untuk memeriksa frekuensi penggunaan produk tersebut dan tetap berbicara dengan dokter mereka. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak dari produk-produk ini terhadap kesehatan.
Sumber Asli: www.nebraskamed.com