Sistem Kekebalan dan Vaksin Kanker: Memahami Interaksi untuk Terapi yang Lebih Baik

Artikel ini membahas peran sistem kekebalan dalam deteksi dan pengobatan kanker, fokus pada penelitian di Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Peneliti mengeksplorasi neoantigens dan kombinasi imunitas bawaan serta adaptif untuk mengembangkan vaksin kanker yang lebih efektif. Temuan menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan respons immunologi untuk meningkatkan hasil terapi kanker.

Sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam melindungi tubuh dari sel-sel yang dapat menjadi kanker dengan menghancurkan sel-sel yang berubah. Peneliti di Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK), seperti Benjamin Greenbaum, PhD, berfokus pada bagaimana sistem kekebalan mendeteksi kanker dan menghindari sel tumor yang menyamar. Penelitian mereka bertujuan untuk menciptakan vaksin kanker yang lebih efektif melalui pemahaman mendalam mengenai respons imun.

Sistem kekebalan terdiri dari dua bagian utama: innate (bawaan) dan adaptive (adaptif). Sistem innate merespons pola molekuler umum, tetapi tidak mengenali antigen spesifik. Di sisi lain, sistem adaptif mengingat antigen dan memberikan perlindungan jangka panjang. Penting untuk mengembangkan strategi yang memadukan kedua sistem ini guna meningkatkan efektivitas terapi kanker.

Kanker sulit terdeteksi oleh sistem kekebalan karena berasal dari sel normal dan sering kali tidak terlihat membahayakan. “Neoantigens” adalah protein yang dihasilkan dari mutasi pada sel kanker. Mereka dapat berfungsi sebagai sinyal bagi sistem kekebalan, tetapi sering kali tidak terdeteksi karena kemiripannya dengan sel normal. Inhibitor titik cek dapat digunakan untuk membantu sistem kekebalan mengenali dan menyerang sel kanker.

Penelitian terbaru di MSK menunjukkan bahwa beberapa pasien kanker pankreas yang bertahan hidup lama memiliki tumor yang sangat imunogenik. Penelitian ini juga mencakup uji klinis vaksin menggunakan mRNA yang dirancang berdasarkan neoantigens spesifik setiap pasien guna meningkatkan respons imun pasca-operasi.

Selain menargetkan sistem adaptif, studi juga dilakukan pada sistem innate untuk memahami bagaimana ia merespons kanker. Penemuan mengenai transposon LINE-1, yang dapat berperan dalam penghindaran deteksi oleh sistem imun, menjadi fokus penting. Tim peneliti berharap dapat mengembangkan terapi yang menargetkan enzim kunci untuk membantu sistem kekebalan dalam mengenali dan menyerang sel kanker dengan lebih baik.

Memahami interaksi antara sistem kekebalan dan sel kanker adalah kunci dalam mengembangkan vaksin kanker yang lebih efektif. Penelitian di MSK yang dipimpin oleh ilmuwan seperti Benjamin Greenbaum menunjukkan bahwa fokus pada neoantigens dan kombinasi strategi dari sistem imun dapat meningkatkan keberhasilan terapi kanker. Selain itu, eksplorasi lebih lanjut tentang sistem innate menawarkan peluang untuk meraih kemajuan besar dalam imunoterapi kanker.

Sumber Asli: www.mskcc.org

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *