Terapi pemeliharaan kombinasi ramucirumab dan paclitaxel menunjukkan peningkatan signifikan dalam kelangsungan hidup tanpa progresi (PFS) dan kelangsungan hidup keseluruhan (OS) dibandingkan kemoterapi berlanjut pada pasien dengan kanker HER2-negatif. Penelitian ini mendukung terapi kombinasi untuk pasien yang tidak cocok untuk imunoterapi.
Data fase 3 dari percobaan ARMANI menunjukkan bahwa terapi pemeliharaan kombinasi ramucirumab dan paclitaxel memberikan manfaat dalam hal kelangsungan hidup tanpa progresi (PFS) bagi pasien dengan kanker lambung atau sambungan gastroesofagus (GEJ) yang negatif HER2. Median PFS untuk kelompok pemeliharaan adalah 6,6 bulan, dibandingkan dengan 3,5 bulan untuk kelompok kemoterapi yang terus melanjutkan. Selain itu, median kelangsungan hidup keseluruhan (OS) mencapai 12,6 bulan untuk kombinasi tersebut, dibandingkan dengan 10,4 bulan pada kelompok kontrol.
Percentase respon objektif (ORR) di kelompok pemeliharaan adalah 19%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 16% di kelompok kontrol. Tingkat kontrol penyakit (DCR) mencapai 85% untuk kelompok eksperimen dan hanya 54% untuk kelompok kontrol. Ramucirumab/paclitaxel juga menunjukkan hasil positif pada berbagai subkelompok klinis lainnya.
Konsentrasi dan jumlah efek samping yang terkait dengan pengobatan juga diperhatikan. Efek samping grade 3 atau lebih tinggi muncul dalam 40% pasien yang menerima ramucirumab/paclitaxel, sedangkan 21% pada kelompok kontrol. Meski ada efek samping, penelitian ini tidak melaporkan penghentian pengobatan akibat efek samping berat.
Kesimpulan dari studi ini menunjukkan bahwa kombinasi ramucirumab dan paclitaxel efektif sebagai terapi pemeliharaan pada pasien dengan kanker lambung atau GEJ negatif HER2. Hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam PFS dan OS, meskipun dengan efek samping yang dapat ditoleransi. Terapi ini dapat menjadi pendekatan baru untuk pasien yang tidak memenuhi syarat untuk pengobatan imunoterapi.
Sumber Asli: www.cancernetwork.com