Penelitian menemukan protein prion berperan penting dalam glioblastoma, mempengaruhi kelangsungan sel kanker. Penggunaan teknologi CRISPR-Cas9 menunjukkan bahwa memblokir protein tersebut dapat mengurangi invasi dan proliferasi sel tumor. Meski hasil penelitian menjanjikan, aplikasi klinis masih memerlukan waktu untuk pengembangan lebih lanjut.
Penelitian menunjukkan bahwa protein prion memiliki peran penting dalam biologi glioblastoma, salah satu jenis kanker otak yang paling agresif. Di Brazil, diperkirakan ada 10.000 hingga 12.000 kasus baru setiap tahun. Tingkat kelangsungan hidup sangat rendah, dengan rata-rata pasien hanya bertahan sekitar 12 bulan setelah diagnosis. Para ilmuwan mencari target terapeutik baru untuk mengembangkan pengobatan yang lebih efektif.
Pengobatan tradisional untuk glioblastoma melibatkan operasi, kemoterapi, dan radioterapi, dengan temozolomide (TMZ) sebagai obat utama. Namun, tumor seringkali kambuh dalam bentuk yang lebih agresif setelah beberapa bulan pengobatan. Tim yang dipimpin oleh Profesor Marilene Hohmuth Lopes dari ICB-USP, Brazil, berusaha memahami sel-sel tumor yang tetap berada dalam jaringan otak setelah perawatan.
Dalam studi yang dipublikasikan, peneliti menemukan bahwa protein prion berperan penting dalam biologi glioblastoma. Lopes menekankan pentingnya menemukan strategi baru untuk memperbaiki peluang pemulihan pasien. Sel kanker induk glioblastoma tetap tidak aktif hingga bisa mengaktifkan kembali dan merangsang pertumbuhan tumor saat diperlukan.
Manfaat dari protein prion adalah dapat diakses di permukaan sel, memudahkan pengembangan terapi yang menargetkan protein ini. Tim menggunakan teknologi CRISPR-Cas9 untuk mengedit gen sel kanker dan memblokir produksi protein prion, sehingga menurunkan invasivitas dan proliferasi sel tumor.
Meskipun penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan, aplikasi klinis masih jauh dari jangkauan. Penelitian lanjutan akan terus dilakukan untuk memahami mekanisme protein ini dan potensinya sebagai target terapeutik. Kegiatan penelitian ini merupakan langkah awal dalam upaya mengubah penemuan menjadi pengobatan efektif bagi pasien glioblastoma.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa protein prion memiliki potensi sebagai target terapeutik dalam pengobatan glioblastoma. Dengan mengedit gen sel kanker menggunakan teknologi CRISPR-Cas9, para peneliti berhasil mengurangi kemampuan sel tumor untuk berdiferensiasi, memperluas pengetahuan tentang mekanisme kanker ini. Meskipun langkah awal telah diambil, penerapan klinis darinya masih memerlukan penelitian dan waktu lebih lanjut. Secara keseluruhan, temuan ini menyoroti perlunya strategi baru yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan dalam pengobatan glioblastoma.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com