Peneliti di India menemukan bahwa mutasi genetik dapat menyebabkan kekambuhan awal pada pasien kanker paru adenokarsinoma. Pasien dengan mutasi pada gen EGFR dan tumor supresor memiliki kelangsungan hidup lebih rendah. Temuan ini dapat membantu penyesuaian pengobatan untuk pasien berisiko tinggi dan menggunakan metode biopsi cair untuk pemantauan perkembangan genetik tumor.
Tim peneliti India menemukan penyebab genetik yang mempercepat kekambuhan pada jenis tertentu dari kanker paru-paru, yang dapat mengubah cara pengobatannya. Kanker paru merupakan penyebab utama kematian kanker global, sering terdiagnosis terlambat. Penelitian ini berfokus pada adenokarsinoma paru, jenis kanker paru paling umum, yang juga sering terjadi pada bukan perokok.
Pasien dengan kanker ini memiliki mutasi spesifik pada gen Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) dan diobati dengan penghambat tirosin kinase EGFR. Namun, banyak pasien mengalami kekambuhan akibat ketahanan terhadap terapi ini. Peneliti menemukan bahwa mutasi pada gen penekan tumor (TSG) bersamaan dengan mutasi pada gen EGFR meningkatkan risiko kekambuhan dan menurunkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
Temuan ini dipublikasikan dalam European Society of Medical Oncology Open dan dapat membantu pengenalan pasien dengan risiko tinggi kekambuhan untuk penyesuaian pengobatan. Gen yang bermutasi ini berkontribusi terhadap resistensi terapi kanker, sehingga mendeteksi pasien berisiko tinggi lebih awal mungkin dapat memperpanjang kelangsungan hidup pasien.
Berita menunjukkan bahwa pasien dengan mutasi tambahan memiliki kelangsungan hidup rata-rata 51,11 bulan, dibandingkan 99,3 bulan untuk pasien tanpa mutasi tersebut. Penelitian dilakukan dengan sekuensing genetik pada sampel tumor dari 16 pasien sebelum dan setelah kekambuhan kanker, menemukan 17 TSG mutasi yang berperan penting dalam resistensi terhadap pengobatan.
Studi ini juga melibatkan biopsi cair, menggunakan tes darah yang mendeteksi fragmen DNA terkait kanker. Melalui analisis 200 sampel darah dari 25 pasien, peneliti melacak perkembangan genetik tumor selama pengobatan. Pada pasien yang mengalami kekambuhan awal, mutasi TSG sudah ada dan menjadi lebih dominan seiring waktu.
Prof Dutt menyebutkan bahwa jika dokter dapat mengidentifikasi pasien dengan mutasi TSG lebih awal, mereka mungkin dapat menyesuaikan pengobatan dengan lebih efektif. Dengan meningkatnya jumlah penyakit kanker di India, pendekatan ini sangat penting untuk menurunkan angka kekambuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara mutasi genetik dan kekambuhan awal kanker paru, khususnya adenokarsinoma. Temuan menunjukkan bahwa penemuan awal mutasi gen penekan tumor dapat membantu menyesuaikan pengobatan, meningkatkan kelangsungan hidup pasien, dan meminimalisir risiko kekambuhan. Pendekatan ini, termasuk penggunaan biopsi cair, menjadi harapan baru dalam penanganan kanker paru.
Sumber Asli: indianexpress.com