Penelitian oleh ICFHS menunjukkan bahwa penghentian merokok setelah diagnosis kanker meningkatkan median bertahan hidup pasien hingga dua tahun, sebanding dengan pengobatan kanker lain. Setiap interaksi dengan pasien merupakan kesempatan untuk promosi kesehatan, dan rumah sakit sebaiknya mengumpulkan informasi merokok dan merujuk pasien secara otomatis.
Penelitian yang dipimpin oleh A/Prof Freddy Sitas dari ICFHS bekerja sama dengan Seoul National University, Korea Selatan dan Tohoku University, Jepang, menunjukkan bahwa penghentian merokok setelah diagnosis kanker meningkatkan peluang bertahan hidup. Pada kanker dengan tingkat kel存inä yang tinggi, pasien dapat memperoleh hingga dua tahun tambahan bertahan hidup jika mereka berhenti merokok. Peningkatan ini sebanding dengan efektivitas pengobatan kanker standar lainnya.
Setiap kali bertemu dengan pasien, mereka harus diberi kesempatan untuk mempromosikan kesehatan pencegahan, terutama terkait penghentian merokok. Data ini seharusnya memberdayakan para klinisi untuk memulai diskusi langsung dengan pasien tentang berhenti merokok. Selain itu, informasi ini juga harus memberikan dorongan kepada sistem rumah sakit untuk mengumpulkan informasi merokok secara tepat di resepsi serta merujuk pasien secara otomatis ke dokter umum dan Quitline dalam ringkasan keluar pasien.
Penghentian merokok setelah diagnosis kanker dapat meningkatkan peluang bertahan hidup secara signifikan, mirip dengan manfaat pengobatan kanker standar. Penting bagi setiap interaksi dengan pasien untuk mempromosikan penghentian merokok, dan rumah sakit harus memasukkan pengumpulan data merokok dalam prosedur perawatan dasar mereka.
Sumber Asli: www.unsw.edu.au