Sebuah studi dalam Nature Communications menemukan bahwa diet dan kadar glukosa darah tidak memprediksi prevalensi kanker di vertebrata. Burung menunjukkan konsentrasi glukosa tinggi namun risiko kanker rendah. Domestikasi dan trofik menunjukkan pengaruh signifikan terhadap prevalensi kanker, sementara faktor lain tidak terbukti berkorelasi.
Sebuah studi besar yang diterbitkan di Nature Communications menyelidiki hubungan antara diet, kadar glukosa darah, dan kejadian kanker pada spesies vertebrata. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar glukosa darah dapat mendatangkan risiko kanker melalui stres oksidatif, kerusakan DNA, glikasi protein, dan peradangan. Meskipun burung memiliki konsentrasi glukosa darah tertinggi di antara vertebrata, mereka lebih jarang mengalami kanker dibandingkan reptil dan mamalia.
Studi ini menganalisis diet dengan membaginya ke dalam tingkat trofik seperti herbivora, karnivora primer, dan karnivora sekunder. Penelitian menemukan bahwa kadar glukosa darah terendah adalah 1,2 mmol/L pada ular python, sedangkan burung roller biru memiliki kadar tertinggi di 21,1 mmol/L. Perbedaan kadar glukosa tidak berkorelasi dengan tipe diet, apakah berbasis hewan atau tumbuhan.
Hasil menunjukkan bahwa keberadaan kanker tidak terkait dengan kadar glukosa darah rata-rata pada vertebrata. Terdapat korelasi negatif antara prevalensi kanker dan konsentrasi glukosa plasma. Namun, setelah memperhitungkan faktor risiko kanker lainnya seperti massa tubuh dan tingkat domestikasi, kadar glukosa tidak lagi menjadi prediktor risiko kanker.
Karnivora primer menunjukkan prevalensi kanker yang lebih tinggi setelah disesuaikan dengan domestikasi. Risiko tambahan pada karnivora dapat dipengaruhi oleh akumulasi racun dan konsumsi daging merah yang lebih tinggi. Sementara itu, spesies domestik umumnya memiliki kadar glukosa darah yang lebih rendah, yang mungkin meningkatkan risiko kanker.
Penelitian ini menggarisbawahi bahwa level plasma glukosa tidak dapat memprediksi prevalensi kanker secara keseluruhan dan menunjukkan perlunya studi lebih lanjut untuk memahami mekanisme di balik prevalensi kanker yang rendah pada burung. Data yang lebih banyak dan variasi dalam kesehatan saat pengambilan data perlu dipertimbangkan dalam penelitian mendatang.
Studi menunjukkan bahwa kadar glukosa plasma tidak berdampak signifikan terhadap prevalensi kanker di berbagai spesies vertebrata. Domestikasi dan tingkat trofik menjadi prediktor utama risiko kanker. Analisis ini penting untuk memahami faktor-faktor yang meminimalisir risiko kanker, terutama pada burung, yang dapat membantu strategi pencegahan kanker lebih efektif pada manusia.
Sumber Asli: www.news-medical.net