Paparan PFAS Dalam Air Minum AS Terkait Risiko Kanker Meningkat

Studi ini mengaitkan kontaminasi PFAS dalam air minum di AS dengan meningkatnya risiko kanker dari 2016 hingga 2021, menunjukkan perbedaan berdasarkan jenis kelamin pada insidensi kanker dan memperkirakan ribuan kasus kanker terkait PFAS setiap tahun.

Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa kontaminasi air minum dengan zat perfluoroalkil (PFAS) di AS berhubungan dengan risiko meningkatnya kanker pada berbagai sistem organ. Penelitian ini melibatkan analisis data dari 2016 hingga 2021, dengan fokus pada dampak PFAS terhadap peningkatan insidensi kanker di tingkat county. Hasilnya menunjukkan perbedaan berdasarkan jenis kelamin dalam angka kejadian kanker.

PFAS adalah bahan kimia sintetis yang banyak digunakan sejak tahun 1940-an dan tahan terhadap degradasi, sehingga mencemari lingkungan dan mengakibatkan paparan melalui air minum. Sekitar setengah dari sistem air di AS terdeteksi mengandung PFAS, terutama di wilayah perkotaan. Paparan PFAS dihubungkan dengan kanker akibat gangguan endokrin dan stres oksidatif. Walaupun terdapat bukti baru, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek spesifik sumber dan dampaknya di AS.

Dalam penelitian ini, data insidensi kanker diambil dari program SEER yang mencakup 22 pendaftaran di AS. Analisis menemukan hubungan nyata antara PFAS dan empat jenis kanker: sistem pencernaan, endokrin, mulut/faring, dan pernapasan. Rata-rata, studi ini mengestimasikan sekitar 4.626 sampai 6.864 kasus kanker per tahun disebabkan oleh paparan PFAS, menunjukkan beban kesehatan masyarakat yang signifikan.

Analisis juga menunjukkan bahwa pria lebih berisiko terkena kanker sistem urinary dan otak, sementara wanita lebih banyak mengalami kanker tiroid dan mulut/faring terkait PFAS. Penemuan ini menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami efek paparan PFAS dan mendorong penerapan regulasi yang ketat mengenai kualitas air minum di AS untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan PFAS dalam air minum berdampak signifikan pada peningkatan risiko kanker, terutama pada sistem pencernaan, endokrin, dan pernapasan. Temuan ini menyoroti perlunya penelitian lanjutan untuk memahami lebih jauh dampak kesehatan dari PFAS dan mendukung regulasi yang lebih ketat terhadap kualitas air untuk mitigasi risiko kanker.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *