MUSC Hollings memulai uji klinis bifungsional antibodi untuk kanker kepala dan leher yang HPV-negatif. Uji coba FORTIFI-NH01 menguji kombinasi ficerafusp alfa dan pembrolizumab. Pasien pertama, Amy Suggs, berharap uji klinis ini dapat menawarkan pengobatan baru setelah perjuangannya melawan kanker selama tiga tahun.
Pusat Kanker MUSC Hollings menjadi lokasi pertama di dunia yang mendaftarkan pasien dalam uji klinis bifungsional antibodi untuk kanker. Uji coba ini, yang dinamai FORTIFI-NH01, meneliti efektivitas kombinasi ficerafusp alfa dengan pembrolizumab pada kanker sel skuamosa kepala dan leher yang HPV-negatif dan telah kambuh atau menyebar.
Dr. John Kaczmar, investigator utama di Hollings, optimis dengan kombinasi obat baru ini. Meskipun studi fase 1 berfokus pada keamanan, ia telah melihat hasil yang menjanjikan. Uji klinis ini bertujuan untuk menjadi standar perawatan baru bagi pasien HNSCC yang kambuh atau metastasis.
Pasien pertama, Amy Suggs, memilih untuk bergabung setelah menjalani berbagai pengobatan selama tiga tahun. Dia berharap percobaan ini akan memberikan pilihan pengobatan baru, meskipun ada kemungkinan hanya menerima pembrolizumab tanpa ficerafusp alfa.
Ficerafusp alfa adalah antibodi bifungsional yang menargetkan reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) dan protein TGF-beta. Kombinasi ini dirancang untuk mengoptimalkan respons imun tubuh terhadap tumor dengan dua target.
Faktor risiko untuk HNSCC termasuk penggunaan alkohol dan tembakau, serta infeksi HPV. Dr. Kaczmar mencatat adanya peningkatan kasus HNSCC HPV-negatif pada wanita muda tanpa riwayat berisiko. Uji coba ini penting untuk menemukan pengobatan baru bagi pasien dengan jenis kanker ini.
Uji klinis ini di MUSC Hollings menjadi langkah penting dalam pengobatan kanker kepala dan leher. Kombinasi ficerafusp alfa dan pembrolizumab berpotensi memberikan harapan baru bagi pasien dengan kanker yang sulit diobati. Partisipasi pasien, seperti Amy Suggs, menunjukkan keteladanan dalam mencari opsi pengobatan yang lebih baik dan berkontribusi pada kemajuan penelitian kanker.
Sumber Asli: web.musc.edu