Studi menunjukkan bahwa menambahkan kemoterapi cisplatin ke radioterapi tidak meningkatkan kelangsungan hidup pada kanker serviks awal, malah menyebabkan lebih banyak efek samping. Standar pengobatan adalah radioterapi saja, dan pentingnya pencegahan melalui vaksin HPV ditekankan oleh para peneliti.
Sebuah studi fase 3 menemukan bahwa penambahan kemoterapi dengan cisplatin mingguan pada radioterapi tidak meningkatkan hasil kel存tutan pada wanita dengan kanker serviks stadium dini, tetapi justru meningkatkan efek samping. Standar saat ini adalah radioterapi tunggal setelah histerektomi radikal pada wanita dengan faktor risiko menengah.
Peneliti utama, Sang Young Ryu, MD, menjelaskan bahwa data dari penelitian ini konfirmasi bahwa kemoterapi cisplatin tidak memberikan alternatif yang lebih baik dibandingkan radioterapi saja. Hasil ini dipresentasikan dalam sesi plenary di Pertemuan Tahunan SGO 2025.
Studi NRG Oncology GOG-263 melibatkan 316 pasien kanker serviks stadium I-IIA dengan dua faktor risiko menengah. Pasien secara acak mendapatkan kemoradioterapi atau radioterapi saja setelah menjalani histerektomi radikal dan limfadenektomi.
Hasil menunjukkan bahwa kemoradioterapi tidak meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bebas kekambuhan atau keseluruhan. Tingkat kelangsungan hidup bebas kekambuhan 3 tahun untuk kemoradioterapi adalah 88,5% dan untuk radioterapi adalah 85,4%. Namun, efek samping grade 3 atau 4 lebih umum terjadi pada kelompok kemoradioterapi (43% vs 15%).
Penambahan kemoterapi cisplatin pada radioterapi tidak meningkatkan kelangsungan hidup pada wanita dengan kanker serviks stadium dini yang berisiko menengah setelah histerektomi radikal. Meskipun kemoradioterapi lebih banyak menimbulkan efek samping, studi ini menunjukkan bahwa pendekatan standar dengan radioterapi saja tetap lebih efektif. Penting juga ditekankan bahwa pencegahan melalui vaksinasi HPV sangat perlu untuk menurunkan insiden kanker serviks.
Sumber Asli: www.medscape.com