Maret merupakan Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan diet nabati. Makanan tinggi serat bisa mengurangi risiko kanker. Penelitian menunjukkan relasi diet daging olahan dengan kanker; diet berbasis tanaman lebih aman. Diet yang sehat dapat mencegah kanker dan penyakit kronis.
Bulan Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, yang mengajak kita untuk mempertimbangkan pola makan berbasis tanaman. Makanan nabati tinggi serat membantu mempercepat pencernaan, mengurangi kontak antara karsinogen dan saluran pencernaan. Di Honolulu, saya melihat dampak pola makan buruk pada pasien, yang menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan serangan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging, produk susu, dan makanan olahan berlebihan berkaitan dengan masalah kesehatan kronis. Studi dari Wuhan, China, menemukan bahwa daging olahan dan kurangnya konsumsi buah serta biji-bijian utuh menjadi faktor risiko utama untuk kanker gastrointestinal.
Kekhawatiran meningkat dengan semakin banyaknya orang dewasa muda yang didiagnosis, di mana mereka yang lahir sekitar tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat untuk kanker kolon dibandingkan dengan yang lahir pada tahun 1950. Di Hawaiʻi, angka kanker kolorektal lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional, dengan kanker kolon menjadi penyebab kematian kedua tertinggi.
Namun, risiko kanker gastrointestinal dapat dimodifikasi. Penelitian dari Wuhan menegaskan bahwa kita bisa mengubah angka-angka tersebut dengan mengubah pola makan. Selama bulan kesadaran ini, saya mendorong warga Hawaiʻi untuk menjalani skrining dan memikirkan kembali pola makan mereka, mempertimbangkan untuk beralih ke diet berbasis makanan utuh, nabati.
Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa daging olahan adalah penyumbang utama kanker kolorektal. Hanya 50 gram daging olahan setiap hari dapat meningkatkan risiko sebesar 18%. Sebaliknya, diet nabati yang sehat dapat secara efektif mencegah kanker kolorektal.
Makanan nabati tinggi serat tidak hanya membantu melindungi dari kanker kolorektal, tetapi juga kaya akan fitonutrien dan antioksidan. Untuk yang baru memulai pola makan berbasis tanaman, organisasi medis merekomendasikan agar mulai dengan makanan nabati yang minim olahan, menghindari produk hewani, dan membatasi lemak jenuh.
Saya mendorong masyarakat Hawaiʻi untuk berhenti mengonsumsi daging olahan seperti Spam dan hot dog, dan beralih ke berbagai buah tropis seperti pepaya dan nanas, serta sayuran seperti ubi manis dan sayur hijau. Makanan ini tidak hanya lebih sehat tetapi juga dapat membantu mencegah kanker kolorektal dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal mengajak kita untuk berpikir tentang pentingnya pola makan nabati. Dengan mengadopsi diet berbasis tanaman, kita dapat mengurangi risiko kanker kolorektal dan penyakit kronis lainnya. Skrining dini sangat penting, dan mengganti daging olahan dengan makanan sehat dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan kita.
Sumber Asli: www.civilbeat.org