Skrining kanker prostat penting untuk deteksi dini. Pria yang menghindarinya berisiko tinggi meninggal. Data dari ERSPC menunjukkan program skrining PSA mengurangi risiko kematian hingga 20%. Penelitian mengungkapkan bahwa banyak pria melewatkan janji skrining, memicu kekhawatiran akan rendahnya kepatuhan. Gejala dan faktor risiko kanker prostat perlu diperhatikan.
Skrining kanker prostat sangat penting untuk deteksi dini dan perawatan penyakit ini. Studi terbaru menunjukkan bahwa pria yang menghindari tes skrining memiliki risiko lebih tinggi meninggal karena kanker prostat. Penelitian dilakukan dalam lingkup tujuh negara oleh European Randomised Study of Screening for Prostate Cancer (ERSPC).
Skrining rutin melalui tes antigen spesifik prostat (PSA) dan pemeriksaan rektal digital dapat mendeteksi kanker prostat lebih awal, meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi risiko komplikasi. Deteksi dini sangat penting, terutama bagi pria di atas 50 tahun atau yang memiliki riwayat keluarga penyakit ini.
Prevalensi kanker prostat, jenis kanker paling umum di kalangan pria, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2040. Program skrining PSA dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker prostat hingga 20 persen, menurut laporan ERSPC. Penelitian ini dari Departemen Urologi, Erasmus MC Cancer Institute di Belanda mencatat penurunan tingkat skrining. Dari 72.460 pria yang diundang, sekitar satu dari enam pria melewatkan semua janji skrining dan memiliki risiko 45 persen lebih tinggi untuk meninggal karena kanker prostat. Para peneliti mendorong studi lebih lanjut untuk memahami alasan pria enggan mengikuti janji skrining.
Gejala kanker prostat termasuk:
1. Kebutuhan untuk berkemih yang sering, terkadang mendesak.
2. Aliran urin yang lemah.
3. Nyeri atau sensasi terbakar saat berkemih.
4. Ejakulasi yang menyakitkan dan disfungsi ereksi.
5. Darah dalam semen atau urin.
6. Nyeri punggung bawah.
Faktor risiko untuk kanker prostat meliputi:
– Usia: 60 persen kanker prostat terjadi pada individu di atas 65 tahun. Skrining rutin dianjurkan untuk pria di atas 50 tahun.
– Ras dan etnis dapat turut berperan.
– Riwayat keluarga: Risiko tiga kali lipat lebih tinggi jika ada anggota keluarga dekat yang menderita.
– Genetik: Individu dengan gen yang bermutasi berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat.
Skrining kanker prostat adalah langkah penting untuk deteksi dini yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup. Dengan memperhatikan gejala dan faktor risiko, khususnya pada pria berusia 50 tahun ke atas atau yang memiliki riwayat keluarga, upaya untuk mencegah dan mengobati kanker prostat bisa dilakukan lebih efektif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami kurangnya partisipasi dalam skrining ini.
Sumber Asli: www.theweek.in