Mia Love meninggal karena glioblastoma, mengingatkan pada kurangnya kemajuan dalam pengobatan kanker otak. Glioblastoma, yang mempengaruhi ribuan orang setiap tahun, sulit diobati karena penghalang darah-otak. Namun, penelitian baru menunjukkan harapan untuk terapi yang lebih efektif.
Mia Love, mantan anggota Kongres, meninggal dunia akibat glioblastoma di Utah pada usia 49 tahun, yang menyerang lebih dari 12.000 orang di AS setiap tahun dengan tingkat kematian yang tinggi dalam dua tahun. Pengobatan untuk glioblastoma masih stagnan, hanya terobosan regimen kemoterapi baru pada tahun 2005, menurut Dr. Michelle Monje dari Stanford Medicine.
Masih banyak tantangan dalam pengobatan kanker otak karena penghalang darah-otak, yang sulit ditembus oleh obat. Dr. Matthias Holdhoff dari Johns Hopkins Medicine menyatakan bahwa sel kanker menciptakan lingkungan yang menekan kekebalan di sekitarnya, membuat pengobatan lebih sulit.
Meskipun demikian, penelitian yang didanai oleh NIH membawa kemajuan dalam memahami glioblastoma, yang memperlihatkan berbagai alternatif pengobatan baru yang menjanjikan. Glioblastoma merupakan jenis kanker otak paling umum dan ancestral untuk kasus-kasus kematian tokoh politik seperti Sen. John McCain dan Sen. Edward Kennedy.
Fokus penelitian saat ini juga pada efek interaksi mental terhadap pertumbuhan tumor, karena sel kanker glioblastoma dapat “menjadi bagian dari sistem saraf” saat berkomunikasi dengan neuron. Penemuan dari laboratorium Monje menunjukkan bahwa mengurangi komunikasi ini bisa memperlambat pertumbuhan tumor pada tikus.
Pendekatan imunoterapi terbaru seperti modifikasi genetik sel T CAR menawarkan efek terapi yang lebih efektif. Selain itu, metode baru untuk mengantarkan obat kanker ke otak, termasuk penggunaan partikel kecil dan teknologi ultrasound, menjadi harapan besar dalam pengobatan glioblastoma. “Saat ini kami memiliki banyak pendekatan baru serta uji klinis,” tambah Holdhoff.
Mia Love’s death highlights the ongoing battle against glioblastoma, a challenging form of brain cancer. Despite advances in understanding the disease and promising new treatment avenues, effective therapies remain limited. Continuous research and innovative strategies are crucial in the fight against this deadly cancer.
Sumber Asli: www.wvia.org