Penelitian terbaru menunjukkan biopsi micro-ultrasound sama efektifnya dengan MRI dalam mendeteksi kanker prostat, dengan keunggulan biaya dan kenyamanan. Tehnologi ini sangat berharga terutama di negara berpenghasilan rendah.
Penelitian baru yang dipresentasikan di kongres tahunan Asosiasi Urologi Eropa 2025 menemukan bahwa biopsi yang dipandu micro-ultrasound setara dengan prosedur yang dipandu MRI dalam hal mendeteksi kanker prostat yang signifikan secara klinis. Studi OPTIMUM menunjukkan peningkatan 4,5% dalam identifikasi kanker lebih di antara pria yang menjalani biopsi micro-ultrasound dibandingkan yang menjalani MRI.
Dr. Adam Kinnaird, peneliti utama studi ini, menyatakan bahwa pria dengan risiko kanker prostat tinggi dapat memilih biopsi micro-ultrasound sebagai alternatif yang aman. Micro-ultrasound dapat melakukan pencitraan hingga resolusi 70 μm, seukuran rambut manusia.
Studi OPTIMUM adalah percobaan terbuka internasional yang melibatkan 20 pusat di delapan negara dengan pria yang diduga menderita kanker prostat. Tiga arm penelitian melibatkan berbagai metode biopsi, dengan median usia peserta adalah 65 tahun dan tingkat PSA rata-rata 6,9 ng/mL.
Menurut Dr. Kinnaird, micro-ultrasound tidak lebih buruk dari MRI dalam mendeteksi kanker prostat yang signifikan. Dr. Laurence Klotz menambahkan bahwa teknologi ini sangat berharga di negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana MRI tidak banyak tersedia. Ia mengindikasikan bahwa studi berikutnya akan berfokus pada aspek finansial dari teknologi ini.
Dr. Gerald Andriole menjelaskan bahwa MRI dapat mahal dan kurang nyaman bagi pasien, sementara micro-ultrasound menawarkan solusi lebih sederhana dengan hanya satu kunjungan ke dokter urologi. Klotz juga menekankan keuntungan dari biaya dan risiko kesehatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan MRI. Ia mengkonfirmasi bahwa micro-ultrasound dan MRI dapat saling melengkapi dalam beberapa kasus.
Penelitian menunjukkan bahwa biopsi micro-ultrasound setara dengan MRI dalam mendeteksi kanker prostat yang signifikan, memberikan alternatif berbiaya lebih rendah dan lebih nyaman. Ini sangat berguna di negara-negara dengan akses terbatas terhadap MRI. Para peneliti berencana untuk mempelajari aspek finansial dari teknologi ini lebih lanjut.
Sumber Asli: www.medscape.com