Pentingnya Skrining Kanker Kolorektal: Kesadaran dan Tindakan Diperlukan

Bulan Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung deteksi dini. Kolonoskopi dapat menyelamatkan banyak nyawa, dan kanker ini dapat disembuhkan jika terdeteksi awal. ULSOM bekerja untuk menghilangkan stigma seputar skrining yang menyelamatkan nyawa ini.

Bulan Maret adalah Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, sebuah waktu penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong pilihan kesehatan yang proaktif. Fakultas di Universitas Louisville School of Medicine, seperti Dr. Russ Farmer, telah menekankan pentingnya deteksi awal dan kemajuan prosedur diagnostik yang dapat mengurangi ancaman kanker kolorektal.

Kanker kolorektal adalah penyebab kematian terkait kanker kedua terbesar di AS, setelah kanker paru-paru. American Cancer Society menyebutkan bahwa masalah ini tetap signifikan di seluruh negeri, dengan Kentucky sebagai negara bagian teratas dalam kasus kanker kolorektal per kapita. Sayangnya, hambatan sosial sering mencegah diskusi terbuka atau penerimaan skrining rutin.

Meskipun angka kanker kolorektal di Kentucky dan AS sangat mengkhawatirkan, skrining rutin dapat menyelamatkan banyak nyawa. Kanker kolorektal yang terdeteksi pada tahap awal dapat disembuhkan, sehingga skrining reguler sangatlah penting. Kolonoskopi, yang merupakan prosedur skrining standar, juga berfungsi sebagai prosedur pencegahan.

Sebagai dokter bedah kolorektal, Dr. Farmer menangani pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal, dan berharap banyak dari mereka dapat disembuhkan melalui operasi. Ia bekerja sama dengan tim medis untuk memberikan perawatan kanker terbaik. “Ini sangat memuaskan untuk dapat bertemu pasien dan mengatakan ‘Kami akan bekerja sama untuk menyembuhkan kanker Anda. Anda akan hidup panjang dan bahagia!’” kata Dr. Farmer.

Operasi kanker kolorektal kini menjadi kurang invasif dan lebih maju. Dengan teknik inovatif dan robotik, waktu pemulihan pasien berkurang secara signifikan. Beberapa prosedur kini sebanding dengan pengangkatan kantong empedu atau usus buntu. Pengujian genetik juga mempersonalisasi perawatan berdasarkan sifat gen pasien dan tanda genetik pada tumor.

Dr. Farmer menegaskan bahwa diagnosis kanker kolorektal bukanlah akhir kehidupan pasien. Dengan diagnosis yang tepat dan awal, banyak pasien dapat disembuhkan dan risiko kolonoskopi lebih rendah dibandingkan risiko sehari-hari seperti berkendara ke tempat kerja.

US Preventative Services Taskforce (USPSTF) merekomendasikan skrining untuk orang dewasa berusia 45-75 tahun. Kolonoskopi dilakukan setiap lima tahun atau sepuluh tahun bagi mereka yang tidak berisiko tinggi. Tes Fecal Immunocult (FIT) dianjurkan sekali setahun bagi mereka yang mengalami gejala antara skrining.

ULSOM mendekati kanker kolorektal dengan berbagai strategi, termasuk pendidikan, skrining, dan penelitian oleh faculty. Dr. Galandiuk memimpin tim yang meneliti perkembangan tumor, sementara Dr. Sandy Kavalukas menyelidiki alasan tinggi angka kanker di Kentucky.

Menutup Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal, ULSOM mengingatkan pentingnya skrining. Jika Anda belum menjalani skrining kanker kolorektal, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Saatnya untuk mematahkan stigma dan mengambil langkah proaktif untuk kesehatan Anda.

Kesadaran akan kanker kolorektal sangat penting, terutama dalam mengurangi angka kematian. Deteksi awal dan skrining rutin dapat menyelamatkan nyawa. Dukungan dan edukasi dari fakultas medis, seperti Dr. Farmer, memainkan peran kunci dalam mendukung pasien. Saat bulan kesadaran berakhir, tindakan proaktif diperlukan untuk melawan kanker kolorektal.

Sumber Asli: louisville.edu

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *