Penelitian menunjukkan bahwa protein dari tardigrades dapat melindungi sel manusia dan tikus dari kerusakan radiasi. Ini menawarkan harapan untuk mengurangi efek samping terapi radiasi pada pasien kanker. Pendekatan baru ini melibatkan penggunaan nanopartikel untuk mengantarkan protein Dsup ke jaringan sehat sebelum radiasi.
Penelitian menunjukkan bahwa protein dari makhluk kecil bernama tardigrades dapat melindungi sel manusia dan tikus dari kerusakan akibat radiasi. Penemuan ini berpotensi mengurangi efek samping berbahaya dari terapi radiasi yang umum diberikan kepada pasien kanker. Meskipun terapi radiasi efektif dalam menghancurkan sel kanker, tindakan tersebut juga bisa merusak sel sehat, yang membuat pasien mengalami efek samping parah, terutama pada kanker kepala dan leher serta kanker prostat.
Untuk melindungi jaringan sehat saat terapi radiasi, tim peneliti dari NIH terinspirasi oleh tardigrades, hewan kecil yang tahan terhadap radiasi extremes. Protein Dsup yang ditemukan dalam tardigrades berperan dalam mencegah kerusakan DNA. Peneliti dipimpin oleh Dr. Giovanni Traverso dan Dr. James Byrne merancang pendekatan baru dengan mengantarkan Dsup ke jaringan sehat sebelum terapi radiasi.
Tim peneliti menciptakan nanopartikel untuk mengantarkan mRNA yang mengkode protein Dsup ke sel sehat. Hasilnya menunjukkan bahwa nanopartikel dapat memproduksi Dsup dalam sel tikus atau manusia. Pada percobaan, produksi Dsup puncaknya terjadi 6 jam setelah injeksi, kemudian menurun dalam 4 hari.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa nanopartikel yang mengandung Dsup dapat mengurangi kerusakan DNA sehat setelah radiasi, tanpa memengaruhi sel tumor di sekitarnya. “Ini adalah pendekatan baru untuk melindungi jaringan sehat dan bisa mengoptimalkan terapi radiasi,” kata Byrne. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aplikasi klinis secara lebih mendalam.
Penelitian ini menawarkan pandangan baru tentang pengelolaan efek samping terapi radiasi. Dengan memanfaatkan protein Dsup dari tardigrades, ada harapan untuk meningkatkan perlindungan sel sehat, memungkinkan pasien kanker menjalani terapi radiasi yang lebih efisien dan nyaman. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengimplementasikan temuan ini secara klinis.
Sumber Asli: www.nih.gov