Kompleksitas Penjadwalan Imunoterapi pada Kanker Gastrintestinal

Dr. Valerie Lee menjelaskan bahwa pemilihan antara imunoterapi dan kemoterapi untuk kanker gastrointestinal bergantung pada jenis penyakit dan marker molekuler. Kanker lambung dapat diobati lebih awal dengan imunoterapi pada kondisi tertentu, sedangkan kanker kolorektal tidak demikian. Penelitian tentang pankreas masih berlangsung.

Imunoterapi pada kanker gastrointestinal (GI) harus disesuaikan dengan jenis penyakitnya, menurut Dr. Valerie Lee. Sebagai asisten profesor Onkologi di Johns Hopkins dan ahli onkologi medis, ia menjelaskan bahwa molekul seperti PD-L1 dan status perbaikan mismatch sangat berpengaruh dalam penentuan waktu pemberian imunoterapi. Pada kanker lambung, terutama dengan kekurangan perbaikan mismatch, imunoterapi sering diberikan lebih awal.

Berbeda dengan kanker kolorektal yang umumnya tidak diberi imunoterapi di lini awal, kecuali pada pasien dengan kekurangan perbaikan mismatch. Dr. Lee menekankan bahwa upaya untuk meningkatkan respons imunoterapi bagi pasien tertentu dapat menghasilkan lalu lintas hidup yang lebih baik.

Dalam kasus kanker pankreas, peran imunoterapi masih dalam penelitian. Para ahli masih mengeksplorasi cara mencegah perkembangan penyakit dan fokus pada penelitian dalam pengaturan metastatik. Sebagai tambahan, persetujuan FDA untuk kombinasi pembrolizumab dengan kemoterapi menunjukkan perkembangan dalam pengobatan kanker lambung dan GEJ adenokarsinoma yang positif PD-L1 dan HER2.

Pemilihan dan penjadwalan imunoterapi dalam kanker GI sangat bergantung pada jenis penyakit. Kanker lambung lebih mungkin mendapatkan imunoterapi lebih awal jika ada penanda tertentu, sedangkan kanker kolorektal dan pankreas masih membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan kapan imunoterapi sebaiknya diberikan. Dengan pengobatan yang terus berkembang, diharapkan dapat meningkatkan respons pengobatan pada pasien.

Sumber Asli: www.cancernetwork.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *