Lima video OncLive teratas minggu ini membahas multiple myeloma, kanker payudara HER2+, kanker kandung kemih non-invasif, dan kanker ovarium. Para ahli menyoroti pentingnya kesadaran, pendidikan, dan pilihan pengobatan yang tepat dalam upaya meningkatkan kesehatan pasien onkologi. Hasil penelitian terbaru juga memberi wawasan baru tentang terapi dan prognosis.
Lima video OncLive terbaik minggu ini membahas beberapa topik menarik di bidang onkologi, termasuk multiple myeloma, kanker payudara HER2+, kanker kandung kemih non-invasif, dan kanker ovarium. Video-video singkat ini ditujukan untuk membantu para ahli onkologi memperoleh informasi terkini sambil menjalani aktivitas sehari-hari.
Dr. Jeffrey Zonder dari Barbara Ann Karmanos Cancer Institute menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran tentang multiple myeloma. Selama Bulan Kesadaran Multiple Myeloma, ia menekankan bahwa meskipun terapi telah berkembang, pentingnya pendidikan pada faktor risiko dan deteksi dini tetap tinggi. Diagnosis kondisi awal dapat meningkatkan risiko, sehingga intervensi dan pemantauan awal sangat penting.
Dr. Oleg Gluz dari Breast Cancer Niederrhein membahas fase 2 dari uji coba WSG-TP-II, yang menunjukkan bahwa terapi neoadjuvant dengan endokrin dan kombinasi trastuzumab serta pertuzumab menghasilkan lebih banyak respons lengkap patologi dibandingkan dengan kemoterapi terde-eskalasi. Meskipun hasil menunjukkan keefektifan kedua pendekatan, pasien dengan kanker stadium lokal lanjutan perlu lebih hati-hati dalam menerima kemoterapi terde-eskalasi.
Dr. Syed Abbas Ali dari Johns Hopkins School of Medicine menjelaskan pertimbangan dalam memilih antara terapi CAR T-cells dan antibodi bispesifik untuk multiple myeloma yang kambuh. Menurutnya, urutan terapi penting, dengan CAR T-cells sebagai pilihan utama, diikuti oleh antibodi bispesifik untuk hasil yang lebih baik. Jeda bebas terapi 3-6 bulan bisa meningkatkan efektivitas pengobatan setelah terapi BCMA.
Dr. Mark D. Tyson II dari Mayo Clinic membahas terapi baru untuk kanker kandung kemih non-invasif yang tidak merespons BCG. Dia menyatakan bahwa terapi intravesikal seperti nadofaragene firadenovec lebih disukai dibandingkan dengan pembrolizumab, dan pilihan terapi tergantung pada logistik serta preferensi pasien.
Dr. Hyun-Woong Cho dari Korea University membahas hasil dari uji coba KGOG 3056/NIRVANA-R mengenai niraparib dan bevacizumab untuk kanker ovarium yang kambuh. Hasil menunjukkan tingkat kelangsungan hidup bebas progresi 6 bulan sebesar 68%, dengan kategori pasien yang memanfaatkan jeda pengobatan memperlihatkan hasil yang lebih baik. Pasien dengan interval bebas pengobatan lebih dari 24 bulan mencatat reaksi yang lebih positif.
Artikel ini menyoroti lima video OncLive teratas yang memberikan wawasan penting tentang berbagai aspek pengobatan kanker. Kesadaran tentang multiple myeloma, pendekatan efektif untuk kanker payudara, pilihan terapi untuk kanker kandung kemih, strategi pengobatan untuk multiple myeloma, dan inovasi dalam perawatan kanker ovarium merupakan beberapa poin utama. Edukasi, penelitian terbaru, dan personalisasi terapi menjadi kunci dalam pengelolaan penyakit ini.
Sumber Asli: www.onclive.com