Terapi imunoterapi subkutan baru untuk kanker saluran pencernaan atas memberikan manfaat mengingat kemudahan dan efektivitas. Nivolumab subkutan telah terbukti sama efektifnya dengan IV, namun setiap pasien harus mendiskusikan pilihan perawatan mereka dengan dokter untuk memutuskan yang terbaik bagi kondisi mereka.
Terapi imunoterapi subkutan untuk kanker saluran pencernaan bagian atas semakin berkembang, memberikan opsi yang lebih baik bagi pasien. Terapi ini memanfaatkan sistem kekebalan untuk menyerang sel kanker. Namun, keputusan terapi sebaiknya didiskusikan dengan dokter, mengingat ada manfaat dan risiko yang terlibat.
Imunoterapi tradisional untuk kanker GI atas meliputi nivolumab (Opdivo), pembrolizumab (Keytruda), dan tislelizumab (Tevimbra). FDA baru saja menyetujui penggunaan baru ini, dan diharapkan lebih banyak pilihan injeksi subkutan akan tersedia untuk kanker GI atas di masa depan.
Nivolumab bertindak dengan menghambat protein checkpoint imun yang membantu kanker menghindari sistem kekebalan. Penelitian menunjukkan nivolumab subkutan sama efektifnya dengan nivolumab IV, menjadikannya alternatif yang baik bagi pasien yang tidak ingin menjalani infusi IV.
Pasien lebih memilih opsi subkutan karena kenyamanan dan kemudahannya. Mereka tidak perlu pergi ke pusat infus, sehingga menghemat waktu dan biaya. Proses injeksi juga lebih cepat dibandingkan infus IV, meski harus tetap dimonitor setelah injeksi.
Meski demikian, injeksi subkutan juga dapat menimbulkan efek samping seperti anemia, pruritus, dan reaksi di lokasi injeksi. Namun, semua efek ini juga muncul pada pasien yang menjalani pengobatan dengan nivolumab IV.
Keputusan untuk beralih ke terapi imunoterapi subkutan tergantung pada faktor-faktor seperti riwayat pengobatan pasien dan preferensi individu. Dokter onkologis akan membantu mengevaluasi kelayakan nivolumab berdasarkan beberapa parameter termasuk status kanker dan respon terhadap pengobatan sebelumnya.
Terapi imunoterapi subkutan semakin significativa dalam pengobatan kanker GI atas, menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien. Meskipun efektivitasnya mirip dengan infusi IV, pendekatan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diskusi dengan tim medis adalah kunci untuk memilih opsi pengobatan yang tepat.
Sumber Asli: www.medicalnewstoday.com