Membangun dan Membagikan Bukti Diet dalam Perawatan Kanker

Banyak penelitian menunjukkan manfaat diet sehat dalam mengurangi risiko kanker. Urvi A. Shah, MD, MS menekankan perlunya pedoman diet yang lebih jelas bagi pasien kanker. Meski banyak bukti mendukung diet berbasis tanaman, uji coba intervensi masih sedikit dan tantangan finansial serta dukungan perilaku menjadi kendala. Penting bagi onkologi untuk memberikan rekomendasi diet yang konkret.

Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan terbalik antara pola diet sehat dan risiko penyakit kronis, termasuk kanker. Namun, pedoman konkret tentang intervensi diet untuk pasien kanker masih kurang. Urvi A. Shah, MD, MS menyoroti perlunya data yang lebih kuat dan rekomendasi diet spesifik bagi pasien kanker.

Dietary guidelines 2020–2025 dari USDA merekomendasikan konsumsi harian buah (1.5–2 cangkir), sayuran (2–3 cangkir), dan serat (25–35 g). Akan tetapi, hanya 12%, 10%, dan hingga 5% orang Amerika yang mengikuti rekomendasi tersebut. American Institute for Cancer Research dan American Cancer Society juga mendorong pola diet kaya buah, sayuran, dan biji-bijian, dan membatasi konsumsi makanan cepat saji dan daging olahan.

Beberapa studi menunjukkan intervensi diet berhubungan positif dengan risiko kanker primer yang lebih rendah. Misalnya, studi acak pada pasien dengan sindrom Lynch menunjukkan pengurangan insiden kanker non-kolorektal dengan konsumsi 30-g pati resisten. Selain itu, diet tinggi serat pada pasien dengan gamopati monoklonal menunjukkan perbaikan dalam kualitas hidup dan resistensi insulin.

Peran mikrobioma usus juga penting, dengan penelitian yang menunjukkan hubungan antara keragaman mikrobioma dengan kelangsungan hidup pasien kanker. Diet tinggi serat dan berbasis tanaman dapat meningkatkan keragaman mikrobioma. Meski banyak penelitian mendukung hal ini, masih sedikit uji coba intervensi diet berbasis tanaman yang sedang berlangsung.

Tantangan melakukan uji coba intervensi diet termasuk pembiayaan, dukungan perilaku yang tidak memadai, dan perbedaan kebiasaan makanan di antara peserta. Hingga data yang lebih kuat tersedia, dokter onkologi perlu memberikan pedoman konkret terkait diet, termasuk saran tentang konsumsi serat dan jenis makanan yang perlu dihindari.

Secara keseluruhan, panduan diet yang lebih jelas dan dukungan dari ahli gizi dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam kesehatan pasien kanker dan mengurangi jejak lingkungan.

Pola diet sehat memiliki potensi untuk mengurangi risiko kanker, namun pedoman yang jelas dan dukungan praktik terbaik masih diperlukan. Bukti menunjukkan bahwa diet berbasis tanaman dan tinggi serat dapat memperbaiki hasil kanker, meningkatkan kualitas hidup, dan memengaruhi mikrobioma usus dengan positif. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan pembaruan pedoman diet untuk pasien kanker.

Sumber Asli: ascopost.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *