FDA telah menyetujui durvalumab perioperatif untuk kanker kandung kemih muskulos invasif. Regimen ini menggabungkan durvalumab dengan gemcitabine dan cisplatin, dan menunjukkan hasil kel存存生 yang lebih baik dibanding kemoterapi biasa. Matthew Galsky menyatakan ini sebagai terobosan besar, sementara Meri-Margaret Deoudes menggarisbawahi pentingnya opsi pengobatan baru.
FDA telah menyetujui regimen durvalumab (Imfinzi, AstraZeneca) perioperatif untuk pasien dewasa dengan kanker kandung kemih muskulos invasif. Indikasinya yaitu penggunaan durvalumab neoadjuvant yang dikombinasikan dengan kemoterapi gemcitabin dan cisplatin, diikuti dengan durvalumab adjuvan setelah radikal sistiktomi.
Persetujuan ini berdasarkan pada efikasi yang ditunjukkan dalam uji coba fase 3 NIAGARA, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil kel存存生 dibanding regimen kemoterapi dan pembedahan saja. Dalam studi ini, 1063 pasien dibagi menjadi dua kelompok, dengan hasil event-free survival (EFS) tidak tercapai di kelompok durvalumab saat analisis interim.
Reaksi advers yang dilaporkan konsisten dengan yang diketahui untuk durvalumab dan kemoterapi berbasis platinum, tanpa sinyal keamanan baru. Dosis durvalumab berdasarkan berat badan, dengan pasien ≥ 30 kg menerima 1500 mg setiap 3 minggu dan 1500 mg setiap 4 minggu sebagai terapi adjuvan.
Matthew Galsky, MD, dari Mount Sinai Hospital, menyatakan, “Persetujuan ini untuk regimen perioperatif berbasis durvalumab adalah terobosan besar untuk pasien kanker kandung kemih muskulos invasif, di mana hampir setengahnya mengalami kekambuhan meski telah diobati.”
Meri-Margaret Deoudes dari Bladder Cancer Advocacy Network menambahkan, “Lebih dari 20,000 orang di AS diobati untuk kanker kandung kemih muskulos invasif tahun lalu, dan ada kebutuhan signifikan untuk opsi pengobatan baru yang meningkatkan hasil pasien.”
Persetujuan regimen durvalumab oleh FDA menawarkan harapan baru bagi pasien dengan kanker kandung kemih muskulos invasif. Terobosan ini diharapkan akan meningkatkan hasil hidup pasien, sekaligus menjadi langkah penting dalam pengembangan terapi kanker. Dosis berdasarkan berat badan memungkinkan penyesuaian yang tepat untuk terapi yang lebih efektif dan aman.
Sumber Asli: www.medscape.com