HPV adalah virus menular seksual yang bisa menyebabkan kanker serviks jika tidak ditangani. Pedoman baru dari SCCPS merekomendasikan pemantauan HPV melalui pengambilan sampel sendiri, sebagai alternatif yang efektif. Kanker serviks merupakan kanker yang mudah dicegah serta diobati, dan WHO menargetkan eliminasi pada tahun 2030 dengan strategi vaksinasi dan skrining yang tepat.
Virus HPV adalah virus menular seksual yang umum, dengan infeksi yang sebagian besar sembuh sendiri. Namun, infeksi persisten dapat menyebabkan kanker serviks. Pada Maret 2025, SCCPS memperbarui pedoman skrining kanker serviks nasional, merekomendasikan pemantauan HPV melalui pengambilan sampel sendiri sebagai alternatif metode tradisional.
Kanker serviks adalah kanker ke-11 paling umum di Singapura, dengan 309 kasus baru dan 172 kematian pada 2023. Namun, kanker ini dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi lebih awal. WHO berupaya menghilangkan kanker serviks sebagai masalah kesehatan masyarakat pada 2030 dengan beberapa strategi, termasuk:
• Memvaksinasi 90% gadis terhadap HPV pada usia 15 tahun;
• Melakukan skrining 70% wanita dengan tes berkinerja tinggi pada usia 35 dan 45 tahun;
• Mengobati 90% wanita yang memiliki sel pra-kanker atau kanker serviks.
Penggunaaan HPV self-sampling sebagai metode skrining kanker serviks terbukti efektif dan dapat meningkatkan deteksi dini. Dengan inisiatif dari WHO, harapannya adalah mengurangi angka kejadian kanker serviks melalui vaksinasi, penyaringan dini, dan pengobatan yang tepat. Penting bagi wanita untuk berpartisipasi dalam program skrining untuk mencegah kanker ini secara maksimal.
Sumber Asli: www.straitstimes.com