Penghargaan WHO dan UNFPA untuk Upaya Indonesia Mengatasi Kanker Serviks

WHO dan UNFPA memuji Indonesia atas komitmennya dalam menghilangkan kanker serviks, melalui vaksin HPV yang diluncurkan secara nasional dan pengujian DNA HPV. Target global untuk vaksinasi dan skrining diadopsi secara nasional, dengan harapan mempercepat deteksi dan pengobatan kanker ini, dan mengurangi angka kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Penduduk PBB (UNFPA) memuji Kementerian Kesehatan Indonesia atas komitmennya untuk menghilangkan kanker serviks. Hal ini ditandai dengan peluncuran vaksin human papillomavirus (HPV) nasional 2023 dan peralihan ke pengujian DNA HPV. Keduanya akan mendukung pelaksanaan Rencana Eliminasi Kanker Serviks Nasional (NCCEP) 2023–2030 melalui program kesehatan dasar dan kemitraan rumah sakit.

Secara global, kanker serviks adalah kanker paling umum keempat pada wanita, dengan sekitar 660.000 diagnosis baru dan 350.000 kematian setiap tahun. Di Indonesia, kanker serviks menjadi kanker kedua paling umum dengan 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian per tahun. Keputusan Indonesia untuk memperluas akses vaksin HPV untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 sejalan dengan target eliminasi WHO 2030.

Target global meliputi:
1. 90% anak perempuan divaksinasi HPV sebelum usia 15 tahun.
2. 70% wanita dites dengan uji berkinerja tinggi pada usia 35 dan 45 tahun.
3. 90% wanita dengan pra-kanker mendapatkan perawatan.
4. 90% wanita dengan kanker invasif dikelola dengan baik.

WHO dan UNFPA mendukung Indonesia untuk mengadopsi jadwal vaksinasi dosis tunggal HPV yang lebih efisien dan ekonomis, cepat dalam menjangkau lebih banyak perempuan. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. N. Paranietharan, perwakilan WHO untuk Indonesia, “Peluncuran vaksin HPV nasional Indonesia adalah komitmen besar untuk kesehatan masyarakat dan kesetaraan gender.”

WHO dan UNFPA juga memuji upaya Indonesia dalam meningkatkan akses yang adil terhadap layanan skrining dan pengobatan kanker. Sekitar 70% kanker serviks di Indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut. Dengan memanfaatkan sistem RT-PCR yang ada, MoH mengupayakan diagnosis dan pengobatan lebih awal bagi perempuan Indonesia.

UNFPA berkomitmen menambah akses terhadap perawatan primer untuk deteksi dini kanker serviks dan pemberdayaan tenaga kesehatan. Rencana Pengendalian Kanker Nasional (NCCP) 2024–2034 yang akan datang juga akan memperkuat upaya ini dengan meningkatkan pelayanan dan pelatihan tenaga kesehatan. Menurut Dr. Paranietharan, “Bersama-sama, WHO dan mitra akan mendukung Indonesia untuk menghilangkan kanker serviks secara menyeluruh.”

WHO dan UNFPA memuji Indonesia dalam upayanya menghilangkan kanker serviks dengan peluncuran vaksin HPV dan peralihan ke pengujian DNA HPV. Target global telah diadopsi secara nasional, dan strategi untuk meningkatkan akses vaksin serta skrining diproyeksikan dapat menyelamatkan banyak nyawa. Komitmen dan kolaborasi antara pemerintah dan organisasi internasional diharapkan dapat mempercepat eliminasi kanker serviks di Indonesia.

Sumber Asli: www.who.int

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *