Studi besar menunjukkan bahwa hormon prolaktin berkaitan dengan risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause, mencatat peningkatan risiko hingga 20% dengan kadar prolaktin tinggi. Penelitian ini mendorong pemahaman lebih dalam dan pendekatan pencegahan yang lebih personal.
Studi terbaru menunjukkan hubungan kuat antara hormon prolaktin dan risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause. Penelitian ini melibatkan lebih dari 8,279 wanita dan menemukan bahwa kadar prolaktin yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker payudara hingga 20%. Penelitian ini dibiayai oleh berbagai sumber, termasuk Breast Cancer Research Foundation, dan hasilnya dapat membantu pemahaman mengenai penyebab kanker payudara serta strategi pencegahan yang lebih baik.
Hormon prolaktin, yang berperan dalam perkembangan payudara, menunjukkan hubungan yang kuat dengan risiko kanker. Dari analisis yang dilakukan, terungkap bahwa wanita yang menggunakan terapi hormon setelah menopause memiliki risiko lebih tinggi. Risiko ini menonjol pada mereka yang kadar prolaktinnya tinggi pada saat pengambilan sampel darah, terutama jika diambil dalam waktu dekat sebelum diagnosis kanker.
Populasi yang diselidiki juga memungkinkan peneliti untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor lain, seperti Indeks Massa Tubuh (BMI), mempengaruhi hubungan antara prolaktin dan kanker payudara. Wanita dengan BMI lebih rendah menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan kadar prolaktin. Penelitian ini menegaskan perlunya pendekatan yang lebih personal dalam pencegahan kanker payudara, serta pemahaman lebih jauh mengenai interaksi hormon yang lain dan dampaknya terhadap risiko kanker.
Studi ini mengkonfirmasi peran prolaktin dalam risiko kanker payudara pada wanita pasca-menopause, terutama pada mereka yang menggunakan terapi hormon. Penemuan ini menunjukkan perlunya pemahaman lebih lanjut tentang pengaruh prolaktin dan faktor lain seperti BMI untuk pengembangan strategi pencegahan yang lebih tepat. Dengan pemodelan risiko yang dipersonalisasi, diharapkan deteksi dini kanker payudara dapat dicapai, sehingga meningkatkan sukses pengobatan.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com