Pasien yang memenuhi syarat untuk skrining kanker payudara dan paru-paru lebih memilih mamogram, sementara skrining LCS rendah. Hanya 18% yang mengikuti LCS dibandingkan 65% untuk kanker payudara dan kolorektal. Kebingungan mengenai kriteria kelayakan dan akses klinik menjadi faktor utama rendahnya angka LCS.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien yang memenuhi syarat untuk skrining kanker payudara dan paru-paru lebih memilih menjalani mamogram dan mengabaikan CT dosis rendah. Sekitar 18% individu yang memenuhi syarat mengikuti skrining LCS, jauh di bawah tingkat skrining kanker payudara dan kolorektal. Data dari 28.483 peserta menunjukkan hanya 17%-18% yang menjalani pemeriksaan LCS, sementara 65% menerima skrining kanker payudara dan kolorektal.
Peneliti utama, Alexandra Potter dari Massachusetts General Hospital, menyatakan bahwa “temuan kami menunjukkan bahwa banyak individu yang memenuhi syarat untuk skrining kanker paru-paru bersedia menerima layanan perawatan preventif.” Analisis ini berdasar pada data CDC dari 2022, menilai individu berusia 50 hingga 70 tahun sesuai kriteria. Sekitar 65% dari 11.147 individu yang memenuhi syarat menjalani skrining kanker payudara, sementara hanya 17% untuk LCS.
Potter juga menyoroti kebingungan mengenai kriteria kelayakan, yang membuat LCS lebih kompleks dibandingkan dengan kanker payudara dan kolorektal, serta tantangan dalam mengakses klinik skrining sebagai penyebab rendahnya angka skrining. Penulis percaya penting untuk meningkatkan kesadaran tentang LCS dan mengatasi rintangan umum yang ada, termasuk aksesibilitas ke tempat skrining.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun banyak pasien memenuhi syarat untuk skrining kanker paru-paru, hanya sedikit yang melakukannya. Hal ini disebabkan oleh kebingungan mengenai kriteria kelayakan dan tantangan akses ke klinik. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya LCS serta pengurangan rintangan akses dapat membantu meningkatkan angka skrining.
Sumber Asli: radiologybusiness.com