Peningkatan aktivitas fisik di antara penyintas remaja awal dan dewasa muda kanker menunjukkan manfaat bagi kesejahteraan mereka. Temuan dari Childhood Cancer Survivor Study mengindikasikan perlunya intervensi untuk meningkatkan partisipasi aktivitas fisik, terutama pada kelompok tertentu seperti perempuan dan pasien dengan diagnosis sistem saraf pusat.
Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas fisik memberikan berbagai manfaat untuk kesejahteraan secara keseluruhan pada penyintas remaja awal dan dewasa muda kanker. Menurut Childhood Cancer Survivor Study yang dipresentasikan di Kongres ONS ke-50, aktivitas fisik dapat membantu mengurangi dampak jangka panjang kanker dan pengobatannya.
Pada awal penelitian, 55% pasien mencapai setidaknya 6 jam metabolic equivalence tasks (MET) per minggu, dengan angka ini menurun menjadi 47% dan 43% pada dua waktu berikutnya. Enam jam MET per minggu setara dengan tiga sesi latihan fisik intens selama 15 menit tiap minggu.
Faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik yang lebih rendah antara lain perempuan (P > 0,001), peserta yang lebih tua (P = 0,012), diagnosis sistem saraf pusat (P = 0,002), dan pengobatan kompleks (P = 0,032) seperti kemoterapi ditambah radiasi dan bedah.
Rebecca Hoover, PhD, RN, BSN, dari Montana State University mengungkapkan, “Temuan ini menunjukkan kesenjangan yang terus ada dalam partisipasi aktivitas fisik, bahkan bertahun-tahun setelah pengobatan berakhir.” Penelitian ini menyoroti perlunya intervensi dan dukungan yang ditargetkan untuk meningkatkan aktivitas fisik di kalangan penyintas kanker remaja dini dan dewasa muda.
Sebanyak 1400 pasien dianalisis dalam penelitian ini, dengan masa tindak lanjut hingga 21 tahun. Demografi pasien termasuk 24,6% berusia 20-29 tahun, 66,5% berusia 30-39 tahun, dan 8,9% berusia 40-49 tahun. Dari segi jenis kelamin, 89,3% adalah perempuan dan 43,6% laki-laki, serta 89,3% non-Hispanik/Putih.
Karakteristik pasien juga mencakup latar belakang pendidikan: 2,3% lulusan sekolah menengah, 32,2% memiliki pengalaman sekolah menengah atau vokasional, dan 65,4% merupakan lulusan perguruan tinggi. Pasien yang bekerja terdiri dari 77,5% penuh waktu, 10,7% paruh waktu, dan 3,4% tidak bisa bekerja.
Pada diagnosis, 32,8% pasien menderita limfoma Hodgkin, 20,1% mengalami keganasan tulang, dan 17,1% leukemia. Pasien remaja dan dewasa muda berusia 15-21 tahun hanya mencakup kurang dari 4% dari diagnosis kanker tahunan, namun memiliki tingkat kel存lahan 5 tahun lebih dari 85%. Penelitian ini penting karena sedikitnya penelitian pada populasi ini.
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang meningkat pada penyintas kanker remaja awal dan dewasa muda dapat mengurangi dampak jangka panjang dari penyakit dan pengobatan. Penelitian ini juga mencatat adanya disparitas dalam partisipasi aktivitas fisik pasca perawatan. Dibutuhkan intervensi yang lebih terarah untuk mendukung kelompok usia ini dalam meningkatkan aktivitas fisik mereka.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com