Pendekatan Baru untuk Skrining Barrett’s Esophagus dan Deteksi Kanker

Sanford Markowitz memimpin penelitian baru mengenai pendekatan skrining dan pemantauan untuk Barrett’s Esophagus yang bertujuan mendeteksi kanker esofagus lebih awal. Perangkat balon yang dapat ditelan dan klasifikasi BAD menjadi inovasi utama. Uji klinis yang sedang berlangsung akan mengevaluasi efektivitas metode ini.

Pendekatan baru untuk skrining dan pemantauan Barrett’s Esophagus (BE) dapat meningkatkan deteksi kanker. Penelitian ini dipimpin oleh Sanford Markowitz dari Case Western Reserve University, yang menyajikan temuannya di Simposium Kanker Gastrointestinal ASCO 2025. Strategy berbasis biomarker menjadi fokus untuk mencegah progresi dari BE menuju kanker esofagus, tetapi masih mengalami kendala dalam penerimaan oleh pasien dan dokter.

Tim Markowitz telah mengembangkan perangkat balon yang dapat ditelan untuk mengambil sampel sel dari junction gastroesofagus dan esofagus distal tanpa endoskopi. Perangkat ini, bernama EsoCheck, memiliki ukuran balon seperti pil vitamin dan dilengkapi kateter. Sampel yang diambil diuji menggunakan panel DNA metilasi untuk membedakan BE dari jaringan esofagus normal. EsoCheck sudah disetujui FDA dan menjadi satu-satunya alat komersial untuk pengambilan sampel esofagus.

Teknologi EsoCheck/EsoGuard telah dinyatakan dalam panduan ACG dan AGA. Empat uji klinis telah dipublikasikan, sementara sebuah uji coba multicenter baru-baru ini dimulai untuk menguji metode ini pada individu berisiko tinggi. Tantangan utama adalah mendeteksi kanker pada tahap displasia tinggi, yang sering luput dari pemantauan saat ini. Pendekatan baru menggunakan skor aneuploidy dan pola mutasi kromosom untuk klasifikasi lesi BE dilakukan untuk meningkatkan deteksi.

Klasifikasi Barrett’s Aneuploidy Decision (BAD) menggunakan skor aneuploidy dan perubahan kromosom untuk menilai potensi progresi kanker, dengan pengujian menghasilkan deteksi yang tinggi terhadap kanker. Hasil penelitian menunjukkan pemantauan BAD dapat mengurangi kebutuhan biopsi acak dan meningkatkan akurasi pemantauan terhadap progresi BE. Uji coba klinis yang didanai NIH sedang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas BAD dalam memprediksi progresi BE.

Joshua Sloan menambahkan bahwa alat skrining nonendoskopi sangat bermanfaat bagi pasien berisiko. Selain itu, tes lain seperti TissueCypher dapat membantu dalam mengevaluasi potensi progresi penyakit. Temuan ini berpotensi untuk memperbaiki jadwal pemantauan dan rekomendasi pedoman bagi pasien.

Pendekatan baru dalam skrining dan pemantauan Barrett’s Esophagus menunjukkan potensi untuk meningkatkan deteksi kanker esofagus. Inovasi seperti EsoCheck dan metode klasifikasi BAD diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam mendeteksi progresi kanker. Melalui penelitian yang sedang berlangsung, efektivitas metode ini akan dievaluasi, dan harapannya dapat membantu pasien yang berisiko lebih baik.

Sumber Asli: www.gastroendonews.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *