Stanford Medicine mengembangkan tes darah baru berbasis RNA yang dapat mendeteksi kanker, resistensi pengobatan, dan kerusakan jaringan non-kanker. Dengan menganalisis RNA bebas sel, tes ini menunjukkan kemampuan tepat untuk meneliti ekspresi gen dan meningkatkan diagnosis kanker. Pendekatan non-invasif ini diharapkan memperbaiki hasil pengobatan.
Peneliti dari Stanford Medicine telah mengembangkan tes darah baru yang mampu mendeteksi kanker, kemampuan kanker dalam mengatasi pengobatan, dan kerusakan jaringan akibat kondisi non-kanker. Tes ini menganalisis molekul RNA dalam aliran darah, yang disebut sebagai RNA bebas sel. Fragmen RNA dan DNA dari sel-sel yang mati selalu ditemukan dalam darah, termasuk dari tumor kanker.
Proses pengembangan metode ini memakan waktu lebih dari enam tahun, dan fokus pada RNA messenger, yang memberikan sinyal mengenai gen-gen yang diekspresikan sebagai protein. Dengan analisis gen ekspresi dari sekitar 5.000 gen yang biasanya tidak diekspresikan pada orang sehat, kemampuan tes untuk mendeteksi kanker meningkat lebih dari 50 kali lipat. Hasilnya menunjukkan RNA kanker paru-paru pada 73% pasien kanker paru-paru.
Dengan memanfaatkan RNA messenger bebas sel, tes ini dapat memantau kondisi yang tidak melibatkan mutasi genetik, seperti beberapa penyebab resistensi terhadap pengobatan kanker. Pendekatan non-invasif ini bertujuan untuk mendeteksi resistensi sebelum gejala muncul, sehingga memungkinkan perubahan pengobatan lebih awal untuk hasil yang lebih baik.
Tim peneliti mengatasi tantangan dari pengaruh trombosit yang ada dalam darah dengan mengembangkan strategi molekuler dan komputasional. Pendekatan ini memungkinkan pengujian dilakukan baik pada sampel darah yang baru diambil maupun pada sampel yang telah disimpan.
Metode baru ini juga berguna dalam aplikasi non-kanker, seperti mendeteksi RNA paru-paru normal pada pasien dengan gangguan pernapasan akut dan mengukur tingkat keparahan penyakit COVID-19. Penelitian ini melibatkan kolaborasi dengan institusi lain dan didukung oleh berbagai lembaga, termasuk National Institutes of Health.
Penemuan tes darah baru dari Stanford Medicine ini menawarkan metode deteksi inovatif untuk kanker dan kerusakan jaringan. Dengan fokus pada analisis RNA messenger, tes ini menunjukkan potensi yang besar dalam meningkatkan diagnosa dan perawatan kanker, serta memungkinkan penelitian lebih lanjut terkait kondisi kesehatan lainnya. Penggunaan teknik baru ini diharapkan dapat membawa kemajuan dalam pengembangan pengobatan yang lebih efektif dan personal.
Sumber Asli: www.news-medical.net