Kanker pankreas, meski langka, sangat mematikan dengan lebih dari 67.000 diagnosis di AS pada 2025. Penelitian di Johns Hopkins dipimpin oleh Zabransky dan Jaffee, berfokus pada pemahaman kanker dan pengembangan vaksin. Namun, potongan pendanaan federal berpotensi menghambat kemajuan riset dan uji klinis.
Kanker pankreas, meski hanya menyumbang 3% kasus kanker, merupakan salah satu yang paling mematikan. Diperkirakan, lebih dari 67.000 orang di AS akan didiagnosis kanker pankreas pada 2025, dengan sekitar 50.000 orang meninggal tahun ini. Sayangnya, 80% dari kasusnya tidak terdeteksi sampai tahap lanjut karena gejalanya sering tidak terlihat di awal.
Peneliti di Johns Hopkins, seperti Dr. Daniel Zabransky dan Dr. Elizabeth Jaffee, berfokus pada riset terkait kanker pankreas. Mereka berupaya memahami perbedaan prognosis terkait usia dan mengembangkan vaksin bagi pasien berisiko tinggi. Penelitian ini didorong oleh pendanaan dari pemerintah dan komitmen pribadi para ilmuwan.
Zabransky meneliti kanker pankreas pada pasien berusia tua. Riset awalnya menunjukkan perubahan pada sel non-malignan akibat penuaan dapat mempercepat pertumbuhan kanker. “Kami menunjukkan bahwa fibroblast pankreas, seiring lanjut usia, mendapatkan sifat baru yang mempengaruhi sinyal yang mereka kirim ke lingkungan,” jelas Zabransky.
Jaffee, yang juga terlibat dalam pengembangan vaksin kanker pankreas, menyoroti peran mutasi KRAS dalam perkembangan penyakit ini. Mutasi ini mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. “Masalahnya, obat hanya efektif sementara, enam hingga dua belas bulan,” ujar Jaffee, menekankan perlunya solusi jangka panjang.
Tim Jaffee berusaha menciptakan vaksin yang dapat mengubah sel T untuk lebih responsif terhadap sel tumor. Vaksin ini menargetkan sistem imun agar dapat mengenali KRAS yang bermutasi. “Kami mengingatkan sistem imun untuk mengenali KRAS yang bermutasi,” tambahnya.
Zabransky dan Jaffee sepakat bahwa semua penelitian ini tidak mungkin dilakukan tanpa pendanaan federal. Zabransky mencatat, “Pendanaan memungkinkan kami untuk berpikir lebih jauh dan lebih dalam tentang penyakit,” mendukung pendekatan jangka panjang yang kreatif.
Namun, mereka juga mencatat dampak dari pemotongan pendanaan yang diakibatkan kebijakan politik. Jaffee mengkhawatirkan bahwa potongan dana dapat menghentikan kemajuan penelitian. Dia juga menyoroti dampak pemotongan terhadap uji klinis dan kesempatan penelitian mahasiswa.
Keduanya mendesak pentingnya investasi jangka panjang dalam penelitian ilmiah untuk mempercepat kemajuan di bidang ini. Mereka menentang pemotongan pendanaan yang membahayakan penelitian klinis dan riwayat pasien.
Penelitian tentang kanker pankreas di Johns Hopkins menunjukkan kemajuan berkat dukungan pendanaan federal. Namun, tantangan akibat pemotongan dana politik telah menimbulkan kekhawatiran akan masa depan riset dan uji klinis. Kesadaran akan pentingnya investasi berkelanjutan dalam penelitian sangat diperlukan untuk melawan kanker pankreas.
Sumber Asli: www.jhunewsletter.com