Ilmuwan dari Johns Hopkins Medicine menemukan tanda epigenetik dalam sel pankreas yang bertransisi ke kanker. Sel normal mungkin menyimpan “memori” dari tanda-tanda kanker ini tanpa perlu mutasi genetik. Penelitian ini memperdalam pemahaman kita tentang perubahan sel normal ke kanker dan dampak peradangan.
Para ilmuwan dari Johns Hopkins Medicine baru saja menemukan pola tanda-tanda epigenetik dalam sel-sel pankreas yang sedang bertransisi antara normal dan kanker pada tikus. Ini menunjukkan bahwa sel normal dapat menyimpan “memori” sementara dari tanda-tanda terkait kanker. Tanda-tanda tersebut adalah modifikasi kimia yang mengatur ekspresi gen tanpa merubah urutan DNA.
Dukungan penelitian ini berasal dari National Institutes of Health dan dipublikasikan pada 28 Maret di jurnal Genome Medicine. Temuan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana sel-sel normal dapat berubah menjadi kanker, dengan memperhatikan peran peradangan dan kerusakan sel dalam proses tersebut, yang merupakan fokus lama dalam penelitian kanker.
Andrew Feinberg, M.D., yang terlibat dalam studi ini, menjelaskan, “Transisi ini dimulai ketika sel-sel mengalami perubahan identitas, akibat peradangan atau kerusakan, yang dapat mempersiapkan mereka untuk keadaan kanker, meski tanpa mutasi penggerak kanker.”
Dalam proses ini, sel acinar yang memproduksi enzim pencernaan berubah menjadi sel ductal yang mengangkut jus pencernaan, sebagai bentuk perlindungan dari kerusakan yang diakibatkan oleh peradangan. Feinberg menambahkan bahwa peran epigenom dalam menentukan identitas sel sangat penting.
Penelitian ini, dipimpin oleh Feinberg dan Patrick Cahan, melibatkan analisis genom sel-sel pankreas pada tikus yang bertransisi. Mereka menemukan tanda-tanda epigenetik di gen yang berkaitan dengan kanker pankreas, meski tanpa mutasi genetik. Menariknya, sel yang bertransisi memiliki karakteristik yang mirip dengan sel-sel pra-kanker pada manusia.
Ujian lebih lanjut mengungkapkan bahwa ketika sel-sel bertransisi kembali ke bentuk asal, beberapa tanda epigenetik tetap ada selama setidaknya tujuh hari, menunjukkan adanya “memori” dari tanda-tanda epigenetik tersebut. Feinberg menekankan pentingnya memori epigenetik dalam transisi menuju kanker sans mutasi genetika. Cahan menambahkan, “Transisi ini kemungkinan adalah cara alami pankreas melindungi diri dari dampak korosif peradangan.”
Feinberg juga berpendapat bahwa temuan ini dapat menjelaskan meningkatnya frekuensi kanker di kalangan orang muda, karena mereka mungkin belum memiliki mutasi yang terkait dengan usia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sel-sel pankreas dapat menyimpan jejak epigenetik meskipun tidak ada mutasi genetik. Pola ini bisa membantu kita memahami bagaimana kanker berkembang dari sel normal dengan peran penting epigenetik. Implikasinya juga menyentuh frekuensi kanker pada generasi muda yang mungkin belum terpapar mutasi yang umum terjadi seiring bertambahnya usia.
Sumber Asli: www.news-medical.net