Tes baru untuk leukemia mieloid akut memungkinkan deteksi lebih awal hingga tiga bulan. Ini berpotensi meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan membantu pasien lebih sehat saat menjalani pengobatan. Penelitian ini melibatkan 600 pasien dan berharap dapat diterapkan untuk kanker lain.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa tes sumsum tulang yang sangat sensitif dapat mengubah diagnosis dan pengobatan leukemia mieloid akut (AML). Tes ini berpotensi untuk menemukan sel-sel kanker hingga tiga bulan lebih awal dibandingkan dengan metode pemantauan saat ini. Dengan itu, diharapkan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup bagi para penderita leukemia agresif ini. Para ahli menyatakan bahwa dua pertiga dari pasien AML mengalami kekambuhan setelah masa remisi, disebabkan oleh sel leukemia yang masih tidak terdeteksi dalam tubuh mereka.
Deteksi dini ini penting tidak hanya untuk memulai pengobatan lebih awal yang biasanya berujung pada hasil yang lebih baik, tetapi juga memastikan pasien memiliki jumlah sel darah merah yang normal. Hal ini penting agar tubuh mampu toleransi terhadap pengobatan. Penelitian ini diterbitkan di The Lancet Hematology dan dipimpin oleh King’s College London, yang memantau lebih dari 600 pasien yang sedang dalam masa remisi selama enam tahun.
Beberapa pasien yang tidak menunjukkan perbaikan dengan kemoterapi membuat dokter mencari pengobatan alternatif agar mereka dapat kembali ke remisi sebelum transplantasi sel punca. “Leukemia mieloid akut adalah penyakit yang mengerikan. Mengikuti percobaan ini menyelamatkan hidup saya dan memungkinkan dokter mencoba pengobatan alternatif. Saya berharap penelitian ini bisa menyelamatkan banyak nyawa lainnya,” ujar Jane Leahy, salah satu peserta percobaan.
Tim peneliti berharap tes ini bisa disesuaikan untuk mendiagnosis berbagai jenis kanker lainnya. Mengapa AML ini perlu dicermati? Pada dasarnya, AML adalah kanker langka yang mempengaruhi sumsum tulang dan darah, biasanya terjadi akibat mutasi gen tertentu. Umumnya, AML lebih banyak menyerang orang yang berusia di atas 60 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak.
Ada berbagai subtipe AML yang mempengaruhi kadar sel darah, dan masing-masing memiliki gejala serta respons terhadap pengobatan yang berbeda. Gejala AML sering kali mirip dengan flu atau pilek yang tidak kunjung sembuh. Karena sifatnya yang agresif, gejala-gejala baru dan lebih mencolok akan muncul dengan cepat, di antaranya:
– Pusing
– Mudah memar atau berdarah
– Kelelahan atau merasa lelah
– Selalu merasa dingin
– Demam tinggi
– Keringat malam
– Infeksi yang sering muncul
– Sakit kepala berat
– Kehilangan nafsu makan dan berat badan
– Kulit pucat
– Sesak napas
– Pembesaran kelenjar getah bening
– Nyeri tulang, punggung, atau perut
– Bintik merah kecil di kulit
– Luka atau bisul yang tidak kunjung sembuh
Penelitian ini menunjukkan sejarah baru dalam diagnosis leukemia mieloid akut, meningkatkan harapan bagi banyak pasien. Tes baru ini dapat mendeteksi sel kanker lebih awal, meningkatkan kemungkinan kelangsungan hidup. Dengan harapan bahwa metode ini juga dapat diterapkan untuk kanker lain, pergeseran dalam pengobatan ini dapat menyelamatkan banyak nyawa di masa mendatang.
Sumber Asli: www.timesnownews.com