Tes Darah Tahunan Berpotensi Deteksi Kanker Lebih Dini dan Selamatkan Nyawa

Studi menunjukkan bahwa tes darah MCED memungkinkan deteksi dini kanker, berpotensi mengurangi kematian. Skrining tahunan lebih efektif dibandingkan dua tahunan, namun kedua metode menunjukkan keunggulan dibandingkan perawatan biasa. Penelitian ini memberikan wawasan baru untuk meningkatkan hasil perawatan kanker.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tes darah tahunan bisa menjadi alat penting dalam mendeteksi kanker lebih awal, berpotensi menyelamatkan banyak nyawa. Tes ini, dikenal sebagai multi-cancer early detection test (MCED), dirancang untuk menangkap sinyal kimia yang menunjukkan berbagai jenis kanker. Menurut penelitian yang dipublikasikan di BMJ Open, penggunaan MCED secara berkala, baik setiap tahun maupun setiap dua tahun, dapat membantu mengatasi kemajuan penyakit ini sebelum mencapai tahap lanjut, ketika pengobatan lebih efektif.

Teknik skrining saat ini terbatas untuk beberapa jenis kanker seperti payudara, usus besar, serviks, dan paru-paru, dan hanya bagi orang dengan risiko tinggi. Meskipun sudah ada pengurangan angka kematian dari jenis kanker tersebut berkat skrining ini, begitu banyak hasil positif palsu dan kemungkinan overdiagnosis yang menjadi perhatian. Penelitian ini berupaya menyelidiki interval terbaik untuk skrining guna memaksimalkan deteksi kanker dengan mengurangi jumlah tes yang tidak perlu.

Model yang digunakan peneliti mengacu pada perkembangan penyakit kanker yang telah dipublikasikan sebelumnya. Mereka mensimulasikan efek skrining MCED pada waktu diagnosis kanker dan tingkat kematian pasien, khususnya di usia 50-79 tahun yang telah menerima perawatan biasa. Interval skrining yang diteliti berkisar dari 6 bulan hingga 3 tahun, dengan fokus utama pada skrining tahunan dan dua tahunan.

Beberapa jenis kanker yang dianalisis mencakup yang berasal dari anus, kandung kemih, payudara, serviks, serta berbagai jenis lainnya. Peneliti menggunakan karakteristik tes MCED berdasarkan laporan yang baru dipublikasikan dan data hasil pasien yang diperoleh dari program SEER di AS. Hasil analisis menunjukkan bahwa skrining dengan MCED secara signifikan lebih baik dibandingkan hanya perawatan biasa dalam hal deteksi dini kanker.

Hasil juga menunjukkan bahwa skrining tahunan pada kasus tumor dengan pertumbuhan cepat bisa mendeteksi lebih banyak sinyal kanker – sekitar 370 per tahun untuk setiap 100.000 orang yang disaring. Selain itu, ini mengurangi diagnosis kanker tahap lanjut hingga 49% dan tingkat kematian dalam 5 tahun hingga 21%. Sementara itu, skrining biannual menunjukkan keefektifan yang lebih rendah dalam hal pengurangan kematian, meskipun masih lebih bermanfaat dibandingkan perawatan biasa.

Namun, skrining dua tahunan juga memiliki nilai prediksi positif yang lebih tinggi, sekitar 54% dibandingkan 43% untuk tahunan, sebenarnya mendeteksi lebih banyak kanker untuk setiap tes yang dilakukan. Riset ini mencatat bahwa meski diajukan manfaat potensial dari kedua metode penyaringan ini, ada sejumlah asumsi yang harus diperhitungkan terhadap akurasi hasilnya.

“Berdasarkan karakteristik performa dari studi kasus kontrol, baik skrining tahunan maupun biannual dengan tes MCED memiliki potensi untuk mendeteksi 31-49% dari kanker pada tahap I-II sebelum mencapai tahap III-IV,” tulis para peneliti. Namun, mereka mengingatkan bahwa hasil ini mengasumsikan kepatuhan 100% pada jadwal skrining yang direkomendasikan, yang mungkin tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Optimasi interval skrining akan bergantung pada data dan biaya dari pengujian tambahan setelah tes MCED.

Penelitian ini memberikan harapan baru untuk deteksi dini kanker melalui penggunaan tes darah satu kali yang dapat menangkap sinyal dari berbagai jenis kanker. Hasil menunjukkan bahwa skrining tahunan lebih efektif dalam mengurangi jumlah kematian dibandingkan dengan skrining dua tahunan, meskipun yang terakhir menawarkan nilai prediksi positif lebih baik. Keduanya, jika dikombinasikan dengan skrining kanker yang ada, berpotensi mengurangi kematian akibat kanker tahap lanjut secara signifikan.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *