Perempuan di atas 40-an perlu memahami kesehatan dan pencegahan kanker. Skrining harus disesuaikan dengan kondisi individu, dan HRT harus digunakan dengan hati-hati. Perubahan kecil dalam gaya hidup, serta pengetahuan tentang risiko, dapat membantu dalam pencegahan.
Perempuan yang memasuki usia 40-an mulai merasakan banyak perubahan fisik. Kadar energi cenderung menurun, pola tidur tidak seperti dulu, dan hormon pun berganti. Semua sinyal ini sering mendorong perhatian lebih pada kesehatan. Tentu saja, pertanyaan tentang kanker muncul. Dr. Michael Sherman, pendiri Contra Costa Oncology, menegaskan, pertanyaan-pertanyaan ini penting. Dalam fase hidup ini, penting untuk mengubah ketakutan menjadi pemberdayaan.
“Kesadaran adalah segalanya,” begitu ujar Dr. Sherman. “Terdapat banyak hal yang bisa dilakukan perempuan untuk melindungi kesehatan mereka dan tetap aktif.”
Reguler mammogram disarankan bagi perempuan di usia 40-an. Namun, Dr. Sherman menjelaskan, skrining tidak hanya berdasarkan usia, melainkan juga pemahaman tentang apa yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Dia menekankan pentingnya mengevaluasi kepadatan payudara, riwayat keluarga, dan faktor lainnya saat menentukan kapan dan seberapa sering harus diperiksa. Selanjutnya, untuk kanker serviks, panduan mulai lebih awal, umumnya di usia 21. Dr. Sherman juga mendorong perempuan untuk berbicara mengenai vaksin HPV yang bisa mengurangi risiko kanker tertentu.
Menjadi menopaus memang menantang, dan hormon pengganti (HRT) seringkali dipandang sebagai solusi. Tapi harus hati-hati. Dr. Sherman menyebut, HRT bisa meningkatkan kualitas hidup tetapi juga mengandung risiko serius, terutama terkait kesehatan payudara.
“HRT bisa memperbaiki kualitas hidup saat menopause,” katanya. “Tapi, ini bukan keputusan yang bisa diambil sembarangan—terutama saat penggunaan estrogen jangka panjang, apalagi dengan progestin, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.”
Dia merekomendasikan dosis terendah dengan durasi tercepat saat mempertimbangkan HRT, sembari tetap dalam pengawasan dokter. Pemantauan dan pemeriksaan menjadi penting bagi perempuan yang menggunakan HRT. Selain itu, terdapat cara lain, seperti perubahan gaya hidup dan obat non-hormonal, yang bisa membantu mengatasi gejala tanpa menambah risiko kanker.
Perubahan kecil dalam gaya hidup, seperti mengurangi alkohol, bisa berdampak besar. Dr. Sherman menunjukkan bahwa berolahraga dengan menyenangkan—apa pun itu—dan mengonsumsi makanan seimbang adalah langkah positif.
Bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga kanker yang kuat, tes genetik bisa memberikan wawasan berharga. Dr. Sherman menganalisis risiko kanker payudara dengan model seperti Tyrer-Cuzick.
“Jika risikonya lebih tinggi, mungkin kita akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti MRI payudara,” tegasnya.
Satu hal penting yang ditekankan oleh Dr. Sherman adalah, perdarahan pascamenopause tidak boleh diabaikan. Baik itu bercak atau perdarahan lebih banyak, segera konsultasi ke dokter sangat krusial. Deteksi dini bisa sangat menentukan.
Wanita kini memiliki lebih banyak sumber daya untuk mengambil kendali atas kesehatan mereka.
“Pengetahuan adalah kekuatan,” tambah Dr. Sherman. “Memahami risiko, membuat pilihan proaktif, dan berdiskusi dengan dokter adalah kunci untuk tetap ahead pada masalah kesehatan seperti kanker.”
Untuk perempuan di atas 40, memahami kesehatan adalah kunci. Skrining harus disesuaikan dengan keadaan individu, bukan hanya umur. Penggunaan HRT membutuhkan pengawasan ketat karena ada risiko komplikasi. Gaya hidup sehat dan kesadaran akan tanda-tanda peringatan sangat penting. Pengetahuan adalah alat pemberdayaan dalam pencegahan kanker.
Sumber Asli: www.diablomag.com