Obat penurun berat badan GLP-1 menunjukkan potensi untuk mengurangi risiko kanker terkait obesitas, dengan efek pencegahan mirip bedah bariatrik. Penelitian di Spanyol membuktikan keefektivitasannya. Ahli menyarankan penelitian lebih lanjut dan uji coba klinis untuk mengkonfirmasi manfaatnya dalam mencegah berbagai jenis kanker.
Ahli kesehatan memuji perkembangan terbaru ini sebagai harbinger dari era baru dalam pencegahan kanker, berkat obat penurun berat badan yang bisa mengurangi risiko kanker terkait obesitas. Penelitian yang dipresentasikan di Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga, Spanyol, menunjukkan bahwa obat ini memiliki efek serupa dengan bedah bariatrik. Bedah bariatrik itu sendiri mampu mengurangi risiko kanker terkait obesitas hingga 30 hingga 42%.
Obat penurun berat badan, yang dikenal dengan sebutan GLP-1, meniru efek hormon yang memberikan rasa kenyang. Penelitian ini menganalisis efek pencegahan dari obat-obatan lama seperti liraglutide. Namun, para ahli menilai bahwa obat-obatan generasi baru seperti semaglutide bisa lebih efektif karena bisa menghasilkan penurunan berat badan yang lebih signifikan, sehingga mungkin lebih bermanfaat dalam mencegah kanker.
Profesor Mark Lawler, seorang peneliti kanker terkemuka dari Queen’s University Belfast, mengingatkan bahwa hasil penelitian ini bersifat observasional, sehingga perlu hati-hati dalam menginterpretasikan hasilnya. Ia menambahkan bahwa data ini sangat menggembirakan mengingat bedah bariatrik telah terbukti mengurangi risiko kanker terkait obesitas sekitar sepertiga. “Data ini menunjukkan bahwa agonis GLP-1 dapat mengurangi risiko tersebut hampir 50%,” ujarnya.
Tambah Lawler, penelitian ini membuka kemungkinan menarik bahwa suntikan GLP-1 bisa mencegah berbagai jenis kanker di masyarakat umum. Ia menekankan, ”Jika ini benar, ini adalah langkah transformatif dalam pencegahan kanker terkait obesitas.” Penelitian ini dipimpin oleh tim ahli dari Israel, menganalisis data dari 6,356 orang dengan separuh telah menjalani bedah bariatrik sementara separuhnya lagi menggunakan obat penurun berat badan.
Dari hasilnya, setelah rata-rata follow-up selama 7,5 tahun, 298 pasien terdiagnosis dengan kanker terkait obesitas, yang paling umum adalah kanker payudara pascamenopause, kanker usus, dan kanker rahim. Pasien yang menjalani bedah bisa kehilangan lebih banyak berat badan dan menunjukkan laju diagnoses kanker yang lebih rendah, tetapi analisis statistik menunjukkan bahwa jika pasien mengalami penurunan berat yang sama, efek pencegahan lebih kuat pada mereka yang menggunakan obat penurun berat badan.
Profesor Dror Dicker, salah satu penulis utama studi, mengungkapkan bahwa manfaat anti-inflamasi mungkin turut berkontribusi. Dia menyebut, “Obat GLP-1 generasi baru yang lebih efektif dalam penurunan berat badan mungkin memiliki keunggulan yang lebih besar dalam mengurangi risiko kanker terkait obesitas.”
Sementara itu, Dr Yael Wolff Sagy dari Clalit Health Services menekankan pentingnya memahami cara kerja GLP-1 dengan lebih baik. “Penelitian ini menambahkan bukti bahwa penurunan berat badan saja tidak bisa sepenuhnya menjelaskan manfaat metabolik dan anti-kanker dari obat-obatan ini,” ujarnya.
Profesor Jason Halford dari Leeds University juga mendorong agar obat ini diuji pada pasien dengan diagnosis kanker baru untuk melihat apakah mereka bisa meningkatkan peluang bertahan hidup. “Obat ini adalah fajar baru. Penanganan berat badan penting bagi pemulihan pasien kanker,” katanya.
Penemuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine, datang pada saat ilmuwan Inggris tengah merencanakan uji coba besar-besaran untuk menilai efektivitas obat penurun berat badan terhadap kanker yang melibatkan puluhan ribu pasien. Sebuah pernyataan konsensus yang ditandatangani oleh 54 spesialis dari 12 negara menyerukan penelitian ini untuk diprioritaskan di konferensi tersebut.
Dr Matthew Harris dari Manchester Cancer Research Centre mengingatkan betapa meningkatnya angka obesitas di seluruh dunia selama 30 tahun terakhir. “Sekitar 4-8% semua kanker bisa langsung dihubungkan dengan obesitas,” katanya. “GLP-1 mungkin memberikan opsi menjanjikan untuk pencegahan kanker di masa mendatang. Kita tidak bisa berlama-lama untuk melakukan percobaan klinis yang penting ini.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat penurun berat badan berbasis GLP-1 dapat memiliki efek signifikan dalam mengurangi risiko kanker terkait obesitas. Meskipun hasilnya diambil dari studi observasional, potensi manfaat pencegahan kanker menjanjikan, terutama dalam konteks meningkatnya angka obesitas global. Para ahli menyerukan perlunya penelitian lebih lanjut dan uji coba klinis skala besar untuk memvalidasi temuan ini.
Sumber Asli: www.express.co.uk