FDA Setujui Zynyz Sebagai Terapi Pertama Kanker Anus Tingkat Lanjut

FDA telah menyetujui Zynyz sebagai terapi lini pertama untuk kanker sel skuamosa anus tingkat lanjut. Obat ini digunakan dengan kemoterapi platinum. Zynyz menawarkan harapan baru dengan pengurangan risiko kematian dan progresi kanker. Efek samping dilaporkan pada sebagian pasien.

Zynyz, obat baru yang ditujukan untuk pengobatan kanker anus tingkat lanjut, kini telah mendapatkan persetujuan FDA sebagai terapi lini pertama. Obat ini, yang dikenal dengan nama retifanlimab-dlwr, akan digunakan dalam kombinasi dengan dua jenis kemoterapi, yaitu karboplatin dan paklitaksel. Penting untuk dicatat bahwa sekitar 85% dari semua kasus kanker anus adalah jenis kanker sel skuamosa, dan Zynyz juga disetujui sebagai monoterapi bagi pasien yang tidak bisa menggunakan kemoterapi berbasis platinum.

Kanker sel skuamosa saluran anus, meskipun hanya menyumbang kurang dari 1% dari total kanker, jumlah insidennya meningkat sekitar 3% setiap tahunnya. Infeksi virus papiloma manusia (HPV) menjadi penyebab paling umum, berkontribusi pada 90% kasus. Zynyz bekerja sebagai antibodi monoklonal yang menargetkan reseptor kematian terprogram-1 (PD-1), membantu sistem imun dalam melawan patogen, termasuk HPV.

Faktor risiko untuk kanker anus termasuk sistem kekebalan yang lemah, yang seringkali disebabkan oleh HIV atau penyakit autoimun. Gejala kanker anus mungkin meliputi keluarnya cairan dari anus, benjolan di dekat anus, serta rasa sakit dan gatal di area tersebut. Dosis yang disarankan untuk Zynyz adalah infus intravena 500mg yang diberikan dalam waktu 30 menit setiap empat minggu.

Zynyz sebagai terapi kombinasi dapat diberikan maksimal selama 12 bulan, sedangkan sebagai monoterapi untuk 24 bulan. Persetujuan untuk terapi kombinasi diambil dari hasil studi POD1UM-303/InterAACT2, yang menunjukkan pasien yang dirawat dengan Zynyz mengalami penurunan risiko penyakit lanjut atau kematian sebesar 37% dibandingkan dengan plasebo. Pasien dengan Zynyz dan kemoterapi memperoleh rata-rata masa bebas progresi kanker selama 9 bulan, lebih lama dari 7 bulan dengan plasebo.

Namun, ada efek samping yang dilaporkan pada 47% pasien, termasuk infeksi, emboli paru, dan diare. Pada penggunaan monoterapi, tingkat respons objektif yang dicapai adalah 14%, dengan tingkat kontrol penyakit 49%. Efek samping yang paling sering terjadi dalam kelompok ini adalah infeksi saluran kemih dan nyeri perineal.

“Pasien yang tidak bisa dioperasi dengan kanker anus rekuren atau metastatik sudah lama menghadapi angka kelangsungan hidup yang buruk. Data dari POD1UM menunjukkan potensi Zynyz sebagai opsi baru yang berarti,” ungkap Dr. Marwan Fakih, seorang profesor onkologi medis.

Bagi pasien yang memenuhi syarat, IncyteCARES menawarkan dukungan finansial dan edukasi berkelanjutan, di mana biaya dapat berkurang hingga $15 untuk mereka yang memiliki asuransi di AS atau Puerto Rico. Selain itu, Zynyz juga telah disetujui FDA untuk pengobatan pasien dewasa dengan kanker Merkel sel yang metastatik atau kembali.

Zynyz kini menjadi satu-satunya terapi yang disetujui oleh FDA untuk kanker sel skuamosa anus yang tingkat lanjut. Dengan persetujuan ini, pasien memiliki harapan baru karena Zynyz dapat digunakan baik sebagai kombinasi maupun monoterapi. Meskipun risiko efek samping cukup signifikan, data menunjukkan hasil positif yang menjanjikan. Dukungan finansial juga tersedia untuk membantu pasien dalam aksesobatnya.

Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *