Laporan COTA menunjukkan bahwa wanita kulit hitam lebih mungkin didiagnosis kanker ovarium dan payudara pada stadium lanjut. Akses terbatas ke perawatan, penurunan jumlah dokter spesialis, dan penurunan aplikasi residensi ob-gyn mengancam untuk memperburuk ketidaksetaraan ini. Dr. CK Wang mengingatkan perlunya langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
Dr. CK Wang, kepala petugas medis di COTA, baru-baru ini membahas masalah ketidaksetaraan rasial dalam diagnosis kanker ovarium. Menurut laporan dari COTA, wanita kulit hitam memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk didiagnosis dengan stadium lanjut kanker ovarium dan payudara dibandingkan wanita kulit putih. Hal ini diperburuk oleh perbedaan geografis dan sistemik dalam akses ke perawatan, terutama di negara bagian yang membatasi akses aborsi, yang memiliki angka kematian tertinggi untuk kanker payudara dan serviks.
Kekurangan peralatan skrining yang efektif membuat wanita sering kali datang dengan gejala yang samar. Dr. Wang menerangkan bahwa kanker ovarium sulit dideteksi karena tidak adanya alat skrining yang tepat. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan, tidak ada tes laboratorium atau prosedur yang berhasil meningkatkan deteksi dini. Salah satu dampak dari kondisi ini adalah peningkatan stadium kanker pada saat diagnosis, yang tentunya merugikan pasien.
Lebih jauh lagi, Dr. Wang menyoroti masalah kekurangan dokter spesialis onkologi ginekologi di Amerika Serikat. Meski kini terdapat sekitar 1300 hingga 1500 spesialis, angka ini sangat jauh dari kebutuhan. Kesenjangan dalam akses ini membuat situasi semakin memprihatinkan, terutama bagi wanita di daerah pedesaan yang sudah kesulitan mendapatkan perawatan spesialis.
Berita buruk lainnya, aplikasi residensi ob-gyn semakin menurun, khususnya di area pedesaan. Dr. Wang mengkhawatirkan bahwa jika tren ini berlanjut, deteksi dan perawatan kanker bagi wanita yang tidak terjamin berpotensi semakin memburuk. Setelah keputusan Roe v. Wade dibatalkan, ada penurunan dramatis dalam aplikasi residensi tersebut, meskipun ada sedikit peningkatan di tahun 2023. Namun, tren keseluruhan tetap menunjukkan penurunan.
Geografi juga berperan penting. Tingkat pendaftaran aplikasi residensi sangat bervariasi di setiap wilayah negara, yang berarti beban perawatan kanker wanita terletak pada dokter umum. Umumnya, dokter onkologi lebih berfokus pada berbagai jenis kanker. Namun, langkah pertama dalam pengobatan kanker biasanya adalah operasi, yang memerlukan ahli bedah berspesialisasi. Tanpa akses ke perawatan definitif ini, hasil perawatan bisa sangat kurang memuaskan.
Dengan semua isu ini, Dr. Wang mengingatkan bahwa sistem kesehatan perlu memperhatikan ketidaksetaraan ini. Jika ada tindakan nyata yang tidak diambil, maka wanita, terutama yang kurang terlayani, akan terus berada di pinggiran dalam hal perawatan kesehatan.
Dr. CK Wang menekankan bahwa kesenjangan rasial dalam kanker ovarium dan payudara sangat serius dan bisa semakin memburuk. Tingginya angkat yang didiagnosis pada stadium lanjut, kekurangan spesialis, dan penurunan aplikasi residensi ob-gyn menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini. Tanpa upaya nyata untuk mengatasi masalah ini, risiko kesehatan bagi wanita kulit hitam dan di daerah pedesaan akan terus memburuk. Ini tidak hanya soal statistik, melainkan soal nyawa yang dipertaruhkan.
Sumber Asli: www.ajmc.com