Panduan Skrining Kanker Prostat: Memahami Kompleksitas dan Rekomendasi Terkini

Mantan Presiden Biden baru saja didiagnosis kanker prostat, menggerakkan diskusi tentang pentingnya skrining kanker prostat di kalangan pria. Ada perbedaan pandangan tentang kapan dan bagaimana melakukan skrining, tergantung pada usia dan faktor risiko. American Cancer Society tidak merekomendasikan skrining rutin, sementara USPSTF memiliki panduan spesifik untuk usia dan kondisi kesehatan pria.

Peringatan tentang kanker prostat kembali datang ke perhatian publik setelah diagnosa kanker yang diterima mantan Presiden Biden pekan lalu. Kanker prostat adalah salah satu kanker paling umum di kalangan pria, dimana sekitar 13 dari setiap 100 pria di AS akan mengalaminya selama hidup mereka,
menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Meski demikian, kita sebenarnya menghadapi dilema dalam melakukan skrining kanker ini, karena deteksi dini harus diseimbangkan dengan risiko pengobatan yang berlebihan.

Organisasi Kanker Amerika (American Cancer Society) tidak merekomendasikan skrining rutin untuk pria di segala usia. Mereka menyarankan agar diskusi tentang skrining dapat dimulai pada usia 40 tahun untuk pria dengan risiko tinggi, dan 50 tahun untuk yang memiliki risiko rata-rata. Ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan secara keseluruhan harus dipertimbangkan, bukan sekadar usia.

Sebagai tambahan, U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan agar pria di atas usia 70 tahun tidak perlu menjalani skrining kanker prostat, sementara mereka yang berusia 55 hingga 69 tahun perlu berdiskusi lebih lanjut dengan dokter mereka. Faktor-faktor risiko utama termasuk usia, riwayat genetik, serta latar belakang ras dan etnisitas.

USPSTF mengungkapkan bahwa pria Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terdiagnosa atau meninggal akibat kanker prostat, yakni 4,2 persen. Sementara pria Hispanik memiliki risiko 2,9 persen, pria kulit putih 2,3 persen, dan pria Asia serta Penduduk Asli Pasifik 2,1 persen.

American Cancer Society juga menekankan bahwa kanker prostat berkembang lambat. Ini membuat mereka yang tidak mengalami gejala dan memiliki harapan hidup kurang dari 10 tahun tidak disarankan untuk skrining, karena mereka kemungkinan tidak akan mendapat manfaat dari prosedur tersebut. Jika tetap ingin melanjutkan skrining, mereka menyarankan tes darah prostate-specific antigen (PSA), dengan kemungkinan juga melakukan pemeriksaan rectal digital (DRE) sebagai bagian dari proses skrining.

Kasus kanker prostat mantan Presiden Biden membuat masyarakat lebih disadarkan akan pentingnya skrining. Bagi pria, tidak ada satu panduan universal untuk skrining tersebut. Diskusi bersama dokter sangat dianjurkan, dan usia, kondisi kesehatan, serta faktor risiko lainnya harus dipertimbangkan secara menyeluruh.

Sumber Asli: www.yahoo.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *