Dr. Elizabeth Hale menekankan pentingnya kesadaran dan diagnosis actinic keratosis, yang merupakan kondisi kulit umum namun sering diabaikan. Dengan prevalensi lebih tinggi pada populasi tua dan risiko kanker kulit yang signifikan, Dr. Hale mengajak seluruh dokter untuk lebih mengenali kondisi ini. Sebuah survei menunjukkan 85% masyarakat tidak mengetahui actinic keratosis, menyoroti perlunya pendidikan lebih lanjut.
Dalam sebuah wawancara, Dr. Elizabeth Hale menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan diagnosis tentang actinic keratosis, yang merupakan salah satu kondisi kulit yang paling diabaikan saat ini. Menurut Dr. Hale, prevalensi global actinic keratosis bahkan mencapai 14%, dan kondisi ini lebih sering ditemukan pada populasi lanjut usia dan mereka yang terpapar sinar UV secara signifikan. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berisiko tinggi untuk kesehatan jangka panjang.
Dr. Hale, yang menjabat sebagai profesor klinis dermatologi di NYU Langone Medical Center dan wakil presiden Skin Cancer Foundation, mengatakan, “Penting bagi dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam untuk mengenali diagnosis ini, karena dapat berubah menjadi kanker kulit non-melanoma. Ini juga menunjukkan bahwa Anda mungkin berisiko untuk mengembangkan melanoma.” Kesadaran akan lesi kulit ini sangat penting, karena mereka sering muncul dan perawatan serta pendidikan dini dapat membantu meminimalkan risiko kanker kulit di masa mendatang.
Sebuah studi kohort jangka panjang yang dipublikasikan dalam JAMA menunjukkan pasien dengan actinic keratosis memiliki insidensi kumulatif karsinoma sel skuamosa sebesar 17,1% dalam sepuluh tahun, dibandingkan dengan 5,7% pada kontrol yang sebanding. Juga, survei 2023 terhadap lebih dari 2500 orang dewasa di AS dan Eropa yang dilakukan oleh Almirall menunjukkan bahwa 85% orang tidak menyadari kondisi ini. Bahkan, 57,73% peserta tidak melakukan pemeriksaan kulit oleh profesional.
Almirall, pada 2022, meluncurkan Hari Kesadaran Actinic Keratosis Global untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemantauan lesi kulit ini. Dikenal setiap tahun pada 24 Mei, hari ini berfungsi sebagai inisiatif penting, terlihat dari kemitraan 2025 antara Almirall dan Biofrontera untuk mempromosikan “Hats On Challenge”, sebuah inisiatif media sosial yang mengajak peserta untuk mengenakan topi dan berbagi video untuk menyebarkan kesadaran tentang perlindungan kulit.
Untuk lebih lanjut tentang kemajuan terbaru mengenai actinic keratosis dan peran penyedia layanan kesehatan non-dermatologi dalam diagnosisnya, simak wawancara kami dengan Dr. Hale. Dr. Hale tidak melaporkan adanya pengungkapan relevan.
Kesadaran tentang actinic keratosis masih rendah, meskipun kondisi ini bisa berpotensi meningkat menjadi kanker kulit. Dr. Elizabeth Hale menyoroti perlunya semua dokter, termasuk dokter umum, untuk lebih mengenali kondisi ini. Dengan inisiatif seperti Hari Kesadaran Actinic Keratosis, diharapkan masyarakat menjadi lebih paham tentang pentingnya memeriksa kesehatan kulit mereka.
Sumber Asli: www.hcplive.com