Joe Biden baru saja didiagnosis dengan kanker prostat agresif. Kanker prostat adalah kanker kedua paling umum di kalangan pria di AS dan penyebab kematian kedua di North Carolina. Pentingnya deteksi dini dan perawatan baru menjadi fokus diskusi di Charlotte Talks mendatang.
Dalam berita baru-baru ini, mantan Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa dia didiagnosis menderita kanker prostat “agresif” yang telah menyebar ke tulangnya. Berita ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai diagnosisnya, pilihan pengobatan, dan kesehatan di masa depan.
Kanker prostat adalah kanker yang paling umum kedua di kalangan pria AS. Menurut American Cancer Society, banyak kasus bisa disembuhkan dengan baik. Di North Carolina, kanker prostat menjadi penyebab kematian kanker kedua terbesar untuk pria, menurut UNC Chapel Hill Men’s Health Program.
Sebagian besar pria yang terdiagnosis pada tahap awal—sebelum kanker menyebar—dapat bertahan lebih dari lima tahun. Namun, angka ini merosot hingga 34% jika kanker sudah menyebar. Ini menunjukkan betapa pentingnya deteksi dini.
Pada acara Charlotte Talks berikutnya, akan dibahas lebih dalam mengenai pilihan pengobatan, skrining, dan pengujian bagi pasien kanker prostat. Selain itu, akan ada penelitian perawatan baru yang menjanjikan dari Duke University dan wawancara dengan seorang penyintas kanker prostat.
Di antara tamu yang hadir adalah Dr. Andrew Armstrong, seorang profesor Kedokteran di Duke University, yang juga seorang onkolog. Lalu ada Dr. Kathryn Hacker Gessner, asisten profesor urologi di UNC, dan Bob Lane, seorang penyintas kanker dari daerah sekitar Charlotte.
Kanker prostat menjadi isu kesehatan besar, terutama setelah diagnosa Joe Biden yang memperlihatkan betapa mengkhawatirkannya penyakit ini. Penanganan dan penelitian di North Carolina, khususnya di Duke dan UNC, menunjukkan bahwa deteksi dini sangat penting dalam meningkatkan peluang bertahan hidup. Simak diskusi mendatang di Charlotte Talks untuk informasi lebih mendalam.
Sumber Asli: www.wfae.org