Uji Coba Baru Tawarkan Harapan bagi Pria dengan Kanker Prostat Agresif

Sebanyak 11 pria berisiko tinggi mengikuti penelitian di UC Davis yang menguji niraparib sebelum operasi. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan ctDNA dapat membantu melacak perkembangan kanker prostat. Walaupun tidak banyak perubahan pada ukuran tumor sebelum pembedahan, studi ini membuka jalan untuk terapi yang lebih disesuaikan.

Dari penelitian terbaru di UC Davis Comprehensive Cancer Center, muncul harapan baru untuk pria yang menderita kanker prostat agresif. Banyak pria mengalami kekambuhan kanker yang tinggi meskipun telah menjalani berbagai pengobatan. Penelitian fase 2 ini menjelaskan beberapa alasan ketidakberhasilan pengobatan pada pasien tersebut dan menawarkan kemungkinan terapi yang lebih terarah.

Hasil penelitian ini akan dipresentasikan pada konferensi tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) pada 3 Juni di Chicago. Dalam ujicoba ini, obat bernama niraparib (ZEJULA) diuji sebelum pembedahan kanker prostat. Para peneliti percaya, pengobatan ini dapat membantu penyesuaian terapi, khususnya untuk pria yang memiliki mutasi gen tertentu yang mempengaruhi pemulihan DNA.

Uji coba ini (NCT04030559) menilai apakah pemberian PARP inhibitor niraparib sebelum operasi dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker pada pria dengan kanker prostat agresif. Sebanyak 11 pria dengan kanker prostat berisiko tinggi dan biomarker tertentu berpartisipasi, masing-masing mendapat dosis 200 mg niraparib sehari selama 90 hari sebelum operasi. Rata-rata usia peserta adalah 68 tahun dan kadar PSA pada saat diagnosis mencapai 10,7 ng/mL.

Hasil menunjukkan bahwa meski niraparib tidak secara signifikan mengecilkan tumor sebelum operasi, penelitian ini menunjukkan pentingnya pengujian genetik dan pemantauan berbasis darah untuk memahami dan melacak kanker prostat lebih baik. Analisis biomarker DNA tumor sirkulasi (ctDNA) terbukti berguna dalam melacak evolusi tumor dan mekanisme resistensi secara real time.

Kanker prostat memang kompleks, terutama pada pria dengan mutasi gen tertentu. Respon terhadap pengobatan bervariasi, terutama di antara pasien yang memiliki mutasi BRCA2. Namun, penelitian ini menyoroti ctDNA sebagai alat yang menjanjikan untuk menentukan siapa yang mungkin mendapatkan manfaat dari terapi neoadjuvant yang terarah. “Studi ini menunjukkan betapa kompleksnya kanker prostat, khususnya dalam kasus mutasi gen tertentu,” kata Marc Dall’Era, kepala Departemen Bedah Urologis UC Davis Health dan peneliti utama.

Tim peneliti kini masih melanjutkan analisis data untuk memahami lebih dalam mengapa beberapa kanker tahan terhadap pengobatan, dan cara merancang terapi yang lebih disesuaikan untuk masing-masing individu. Beberapa peneliti lain yang terlibat dalam studi ini termasuk Primo Lara Jr., Nicholas Mitsiades, Mamta Parikh, John McPherson, dan Kenneth Iczkowski, serta Irene Mitsiades dan Aedric Lim. Penelitian ini didanai oleh Jannsen Pharmaceuticals.

Penelitian di UC Davis menunjukkan bahwa meskipun pengobatan niraparib tidak mengecilkan tumor secara signifikan, ada potensi besar dalam menggunakan analisis ctDNA untuk memahami perkembangan kanker prostat. Temuan ini mengarah pada cara pengobatan yang lebih terpersonalisasi untuk pasien dengan mutasi gen tertentu. Dengan kelanjutan studi ini, harapannya bisa menciptakan terapi yang lebih efektif di masa depan.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *