Kanker Kolorektal Meningkat pada Usia di Bawah 50 Tahun di Louisiana

Louisiana berada di peringkat kelima di AS untuk kematian akibat kanker kolorektal, dan ada peningkatan kasus di kalangan orang di bawah 50 tahun. Meskipun faktor-faktor risiko seperti merokok dan obesitas lebih umum di usia yang lebih tua, tren ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan ini semakin menarik perhatian. Penelitian menemukan hubungan dengan bakteri E. coli yang dapat menyebabkan kerusakan DNA pada pasien yang lebih muda.

Menurut data terbaru, Louisiana kini berada di peringkat kelima di Amerika Serikat untuk kematian akibat kanker kolorektal. Dan ada tren mencemaskan yang mulai terlihat pada individu yang berusia di bawah 50 tahun. Sementara angka kanker kolorektal tampak menurun di kalangan orang yang berusia di atas 65 tahun, pandangan sebaliknya terjadi pada kelompok usia lebih muda.

Untuk usia 50-64 tahun, angka kasus awalnya menurun tetapi kemudian datar sekitar tahun 2005. Namun, bagi mereka yang berusia di bawah 50, angka kasus kanker kolorektal mulai meningkat sejak sekitar tahun 1995. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar karena kelompok usia ini tidak mengalami banyak faktor risiko seperti merokok dan obesitas.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sejenis bakteri E. coli, yang memproduksi racun penyebab kerusakan DNA, mungkin terlibat dalam fenomena ini. Kerusakan DNA yang terkait dengan kanker kolorektal ini terbukti tiga kali lebih mungkin terjadi pada pasien muda, bahkan sejak usia 10 tahun. Menariknya, kerusakan ini tidak ditemukan pada pasien yang lebih tua.

Para dokter saat ini belum sepenuhnya memahami mengapa hal ini bisa terjadi, namun temuan ini tetap menjadi penemuan yang menjanjikan dan menakjubkan, membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut di masa depan.

Dengan menyimak tren yang mencemaskan ini, penting bagi masyarakat untuk lebih sadar akan kesehatan kolorektal, terutama di kalangan individu yang lebih muda. Penemuan mengenai bakteri E. coli dan kerusakan DNA mungkin dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik dan langkah pencegahan yang lebih efektif. Semoga penelitian lebih lanjut dapat memberikan jawaban yang lebih jelas.

Sumber Asli: www.kadn.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *