SERENA-6 Tawarkan Paradigma Baru Deteksi Dini Mutasi ESR1 pada Kanker Payudara

Uji coba SERENA-6 menunjukkan efektivitas camizestrant dalam deteksi dini mutasi ESR1 pada kanker payudara hormon positif. Dengan data menunjukkan peningkatan PFS, penelitian ini berpotensi mengubah cara pengobatan dan intervensi untuk pasien. Peningkatan kualitas hidup juga menjadi sorotan dalam studi ini.

Temuan terkini dari uji coba fase 3 SERENA-6 menunjukkan bahwa deteksi dini mutasi ESR1 menggunakan pemantauan DNA tumor bebas sirkulasi (ctDNA) sangat mungkin untuk membantu keputusan pengobatan pada pasien dengan kanker payudara hormon reseptor positif yang sudah lanjut. Erica L. Mayer, MD, MPH, mengungkapkan bahwa perubahan regimen ke camizestrant sebelum kemajuan radiografis dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit. Model baru ini dapat mengubah cara dokter menghadapi resistensi pengobatan.

Data dari SERENA-6 mempresentasikan bahwa penambahan camizestrant pada pengobatan berkelanjutan dengan inhibitor CDK4/6 dapat memberikan waktu bertahan bebas perkembangan (PFS) yang lebih baik dibandingkan dengan terapi AI yang berlanjut. Median PFS tercatat 16,0 bulan untuk camizestrant plus inhibitor CDK4/6, sementara untuk terapi AI plus inhibitor CDK4/6 hanya 9,2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi dini bisa memberikan hasil yang positif bagi pasien.

“Ini adalah temuan yang sangat menggembirakan. [Kita] tidak hanya melihat kemanjuran camizestrant, tapi juga paradigma baru dalam menggunakan progresi molekuler sebagai momen intervensi dengan terapi yang efektif. Ini bisa benar-benar membuat perbedaan bagi pasien,” kata Mayer, yang juga dosen di Harvard Medical School.

Di wawancara bersama OncLive®, Mayer menjelaskan lebih lanjut tentang fokus SERENA-6 dalam mengeksplorasi bagaimana mutasi ESR1 dapat memicu resistensi pada pasien dengan kanker payudara metastasis. Dia berpendapat bahwa mendeteksi progresi molekuler lebih awal memungkinkan dokter merespons lebih cepat dan memodifikasi terapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini berpotensi menurunkan angka kematian.

Mayer menjelaskan, “Dalam SERENA-6, jika kita dapat mendeteksi progresi molekuler sebelum berkembang ke progresi klinis, intervensi awal dengan terapi yang efektif untuk menargetkan mutasi ESR1 bisa mencegah atau memperlambat perkembangan dan memperbaiki hasil bagi pasien.”

Melalui dua langkah dalam percobaan ini, langkah pertama melibatkan beberapa ribu pasien yang menjalani pengujian ctDNA secara berkala. Pasien yang terdeteksi memiliki mutasi ESR1 tanpa adanya tanda kemajuan klinis kemudian ditugaskan secara acak ke dua kelompok: satu kelompok melanjutkan terapi AI dan CDK4/6, dan kelompok lainnya beralih ke camizestrant.

Hasil PFS menunjukkan bahwa alih daya ke camizestrant memberikan waktu bertahan jauh lebih lama, beranjak dari 9,2 bulan menjadi 16,0 bulan, yang sangat signifikan. Selain itu, pasien yang beralih ke camizestrant juga mencatat perbaikan dalam kualitas hidup, dari 6,4 bulan menjadi 23,0 bulan tanpa gejala berat terkait kanker.

Poin penting lainnya dari SERENA-6 termasuk waktu ke progresi kedua dan tingkat kelangsungan hidup. Meskipun data PFS2 awal menunjukkan hasil yang belum matang, ada tren yang menguntungkan. Camizestrant juga menunjukkan toleransi yang baik, dengan sangat sedikit pasien mengalami efek samping serius. Satu efek samping unik yang dicatat adalah photopsia, yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan bersifat reversibel.

Dengan segala informasi ini, SERENA-6 mempersembahkan harapan baru bagi pengelolaan kanker payudara yang lebih cerdas dan efektif. Progresi cepat dalam penelitian ini bisa membuka jalan untuk mengurangi kesakitan pasien dan memberi mereka waktu tambahan yang berharga.

SERENA-6 mengungkapkan potensi besar deteksi dini mutasi ESR1 dalam kanker payudara positif hormon. Dengan kemajuan signifikan dalam PFS dan kualitas hidup bagi pasien yang beralih ke camizestrant, penelitian ini berpotensi merevolusi pengobatan dan strategi intervensi. Deteksi molekuler yang lebih awal bisa menjadi kunci bagi penanganan lebih efektif dalam menghadapi resistensi pengobatan.

Sumber Asli: www.onclive.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *