Penelitian terbaru dari Luisa Escobar-Hoyos di Yale menunjukkan potensi alternatif RNA splicing dalam mengatasi kanker pankreas. Kanker ini sangat agresif dan sulit diobati, namun metode baru ini dapat menjadi terobosan dalam terapi, terutama lewat teknik inovatif yang disebut SHOT. Kolaborasi dengan laboratorium lain di Yale menunjukkan harapan baru dalam pengobatan kanker pankreas.
Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian kanker mengalami kemajuan pesat. Teknologi dan temuan baru telah mengubah pemahaman ilmuwan dan dokter tentang penyakit ini, membuka jalan bagi perawatan beberapa jenis kanker. Meski begitu, kanker pankreas tetap menjadi salah satu yang paling mematikan. Banyak pasien baru menyadari penyakit ini setelah gejala seperti penurunan berat badan, mual, atau nyeri punggung muncul, dan ketika terdiagnosis, tumor sangat kompleks dan sulit diobati.
Luisa Escobar-Hoyos, M.Sc., Ph.D. dari Universitas Yale, yang terpilih tahun 2023 sebagai Pew-Stewart scholar, mengerjakan penelitian revolusioner. Penelitian ini berfokus pada alternatif splicing RNA (AS) sebagai cara untuk melawan kanker pankreas. IRSA merupakan proses yang mengubah informasi genetik dari DNA menjadi protein, dan Escobar-Hoyos ragu bahwa AS dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kanker ini.
Escobar-Hoyos menjelaskan bahwa sebagian besar tumor muncul akibat mutasi pada dua gen, KRAS dan TP53. Kanker pankreas memiliki mutasi ini tetapi tidak berkembang seperti tumor lain, melakukan perlawanan dengan cara yang berbeda. Tumor ini menantang untuk diobati karena hanya 10% dari massa tumor adalah sel kanker; sisanya terdiri dari berbagai sel non-kanker yang menciptakan lingkungan yang sangat tidak bersahabat bagi terapi apa pun.
Sekitar 15% pasien kanker pankreas terdiagnosis ketika tumor masih terlokalisir, sehingga bisa menjalani operasi. Sayangnya, 85% pasien lainnya sudah memiliki penyakit yang menyebar, dengan pilihan terapi yang sangat terbatas. Pengobatan akan melibatkan dua jenis kemoterapi lama yang tidak menyembuhkan penyakit ini, hanya membantu mengelola gejala.
Melihat tantangan ini, Escobar-Hoyos berusaha memahami bagaimana tumor pankreas mengembangkan ketahanan terhadap pengobatan. Penelitian ini membawanya kepada alternatif RNA splicing (AS), yang memungkinkan sel kanker beradaptasi dan berfungsi lebih agresif.
Dari penelitian awalnya, Escobar-Hoyos menemukan bahwa kontrol AS oleh gen TP53 memperkuat efek mutasi KRAS. Temuan ini memberi petunjuk bagaimana dua mutasi penting ini saling bekerja pada tingkat molekuler, dan membuka kemungkinan untuk menargetkan splicing sebagai bentuk pengobatan.
Setelah itu, tim pengembangan melahirkan terapi bernama Splicing-Hit Oligonucleotide Therapy, atau SHOT. Dengan SHOT, mereka dapat “menyembunyikan” urutan tertentu dalam RNA untuk mendorong sel memproduksi protein yang bermanfaat, bukan protein yang mendorong pertumbuhan tumor. Namun, tantangannya adalah membawa terapi ini ke pasien yang tumor-nya sulit diakses.
Escobar-Hoyos menjelaskan kolaborasinya dengan laboratorium lain di Yale untuk menggunakan antibodi yang dapat menembus sel dan mengantarkan RNA ke tumor pankreas. Ini bisa jadi revolusi dalam penggunaan RNA sebagai terapi kanker. Selain itu, mereka juga sudah meluncurkan perusahaan untuk memungkinkan ilmuwan lain memanfaatkan platform pengiriman ini.
Dengan semua inovasi ini, tujuan jangka panjang Escobar-Hoyos sederhana tetapi sangat ambisius: ia ingin menyembuhkan penyakit ini. Dia merasa program terapi yang sedang dikembangkan di lab-nya memasuki fase yang menarik, dengan beberapa terapi terarah sedang diuji dalam uji klinis tahap satu. Dia optimis bahwa terobosan akan segera tercapai dan berharap bisa memberikan hasil yang menyelamatkan bagi pasien dan keluarga yang berjuang melawan kanker pankreas.
Penelitian Luisa Escobar-Hoyos di Yale berfokus pada penggunaan alternatif RNA splicing (AS) untuk melawan kanker pankreas, penyakit yang mematikan dengan tantangan pengobatan yang signifikan. Terobosan dalam pengembangan terapi baru, seperti SHOT, menunjukkan janji dalam mengubah cara perawatan kanker ini dilakukan, meskipun banyak tantangan masih harus dihadapi. Penelitian ini diharapkan membawa harapan baru bagi pasien dan keluarganya.
Sumber Asli: www.pew.org