Perubahan layanan skrining serviks di Jersey akan berlaku Juli mendatang, mengikuti rekomendasi Inggris. Pasien berisiko rendah akan tes setiap lima tahun, bukan tiga. Tes HPV baru akan mendeteksi masalah lebih cepat, menurut Dr. Fiona Nelson.
Perubahan dalam layanan skrining serviks di Jersey akan mulai berlaku pada bulan Juli. Para petinggi kesehatan mengungkapkan bahwa pasokan layanan ini akan lebih dipersonalisasi. Pemerintah Jersey akan mengikuti rekomendasi dari Komite Skrining Nasional Inggris, menyusul ketersediaan pengujian human papillomavirus (HPV) yang lebih akurat.
Skrining ini dirancang untuk mendeteksi HPV, yang diketahui sebagai penyebab utama kanker serviks. Menurut pernyataan pemerintah, pasien yang dianggap berisiko rendah terkena kanker serviks akan menjalani tes dengan frekuensi yang lebih jarang. Khususnya, wanita atau individu dengan serviks berusia antara 25 hingga 49 tahun yang mendapatkan hasil negatif, atau yang sebelumnya juga negatif terhadap HPV, akan dijadwalkan untuk skrining setiap lima tahun, bukan tiga.
Bagi mereka yang sampelnya menunjukkan keberadaan HPV, atau memiliki riwayat HPV yang baru-baru ini, akan terus menerima undangan untuk skrining lebih sering. Dr. Fiona Nelson, pemimpin klinis untuk skrining serviks, menjelaskan bahwa tes HPV baru ini dapat mendeteksi masalah lebih awal dibandingkan metode skrining lama. Dr. Nelson menambahkan, “Tes HPV adalah tes objektif yang berarti sampel tidak tergantung pada seseorang yang melihat sel dan mengambil keputusan, sehingga ada lebih sedikit kasus yang terlewat.”
Dengan penerapan perubahan dalam layanan skrining serviks di Jersey, pasien yang berisiko rendah akan mendapatkan tes lebih jarang. Ini didasarkan pada teknologi pengujian HPV yang lebih akurat, yang memungkinkan deteksi lebih baik untuk kanker serviks. Jelas bahwa langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sumber Asli: www.bbc.com