Dokter Desak Orang Berusia 30-an Untuk Jalani Skrining Kanker Kolorektal

Dokter mendesak orang dewasa berusia 30-an untuk melakukan skrining kanker kolorektal menggunakan tes imunokimia tinja (FIT). Metode ini lebih aman dan efisien dibanding kolonoskopi, yang umumnya dilakukan hanya untuk orang di atas 45 tahun atau dengan riwayat keluarga. FIT mampu mendeteksi keberadaan kanker dan berpotensi mengurangi risiko kematian. Namun, dokter menekankan pentingnya follow-up ke kolonoskopi jika ada hasil positif.

Banyak dokter saat ini mendesak orang-orang berusia 30-an untuk menjalani skrining kanker yang bisa sangat menyelamatkan nyawa mereka. Pada umumnya, kolonoskopi adalah metode terbaik untuk mendeteksi kanker kolorektal. Namun, di AS, kolonoskopi hanya rutin dilakukan pada mereka yang berusia 45 ke atas atau memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal.

Banyak orang menghindar dari kolonoskopi karena dianggap invasif dan mahal, sehingga jutaan orang tertinggal dari skrining kanker reguler. Dengan meningkatnya angka kanker kolorektal di kalangan orang muda, banyak yang ingin melakukan skrining, meski tidak memenuhi syarat untuk kolonoskopi. Salah satu solusi yang menyongsong harapan adalah tes imunokimia tinja, atau FIT.

FIT cepat, aman, dan efektif. Caranya, Anda mengumpulkan sampel tinja ke dalam tabung kecil, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa tanda-tanda kanker. Penelitian menunjukkan bahwa FIT dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker kolorektal hingga 33% menurut sebuah studi baru-baru ini. Ini adalah angka yang cukup signifikan.

Berbeda dengan kolonoskopi yang mencari pertumbuhan tidak teratur dengan kamera, FIT memeriksa sampel tinja untuk hemoglobin manusia. Dr. Theodore R. Levin, seorang gastroenterolog di Kaiser Permanente, menegaskan bahwa jika hemoglobin terdeteksi, itu berarti ada kemungkinan darah telah bocor ke dalam sistem pencernaan. Ini penting karena jaringan kanker cenderung berdarah lebih mudah dibandingkan jaringan sehat.

Namun, hasil positif tidak otomatis berarti Anda memiliki kanker; mungkin ada kondisi medis lain, seperti wasir. Perlu diingat, jika hasil FIT menunjukkan darah, essentiel untuk melakukan kolonoskopi untuk diagnosis yang akurat. “Tes FIT positif tidak boleh menjadi akhir dari pemeriksaan,” gumam Dr. Ricciardiello dari MD Anderson Cancer Center.

Efektivitas FIT cukup mengesankan. Tes ini mampu mendeteksi hingga 84% kasus kolorektal. Meski ada kemungkinan kesalahan dalam hasil (sekitar 10%), kondisi ini tidak boleh membuat Anda lengah. Jika Anda ingin melakukannya, siapa yang memenuhi syarat untuk menjalani FIT?

Siapa pun yang direncanakan untuk skrining kanker kolorektal, termasuk mereka yang berusia di atas 45 tahun, atau dengan riwayat keluarga, bisa melakukan tes ini tanpa copayment berkat Affordable Care Act. Bagi mereka yang di bawah 45, ada opsi untuk membayar sendiri atau informasi lebih lanjut dari dokter.

Perlu diingat, FIT hanya untuk mereka yang tidak mengalami gejala. Jika Anda merasakan sakit perut terus-menerus, penurunan berat badan yang tidak dijelaskan, atau darah dalam tinja, sebaiknya lakukan kolonoskopi. Hanya sekitar 70% orang berusia di atas 45 yang melakukan skrining tepat waktu, padahal banyak orang tidak menyadari pentingnya hal ini. Oleh karena itu, tes yang lebih aksesibel dan kurang invasif seperti FIT ini sangat dinanti-nanti.

Dokter berharap dengan rutinnya penggunaan FIT, peluang mendeteksi kanker lebih awal, saat masih bisa diobati dengan baik, juga meningkat. Hal ini sangat relevan bagi kaum muda yang khawatir dengan meningkatnya angka kanker kolorektal, tetapi tidak memiliki gejala klasik.

Pentingnya skrining kanker kolorektal, khususnya bagi mereka yang berusia 30-an, tak dapat diabaikan. Skrining seperti FIT menawarkan alternatif yang lebih mudah dan murah dibandingkan kolonoskopi. Meskipun efektivitasnya sangat baik, perhatian juga perlu diberikan pada hasil yang mungkin memberikan false negative. Kesadaran akan kebutuhan untuk skrining lebih baik harus ditingkatkan, terutama bagi yang tidak mengalami gejala.

Sumber Asli: ca.news.yahoo.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *