Peran Perawat dalam Mendukung Keluarga Pasien Kanker Otak Anak

Kasey Rangan, perawat onkologi, menekankan pentingnya pemahaman tentang kelangsungan hidup anak dengan kanker otak. Banyak pasien dan keluarga mengalami kesulitan dan berduka setelah perawatan. Rangan mendorong perawat untuk serius memahami dampak jangka panjang pengobatan dan peran mereka dalam mendukung pasien.

Peran perawat onkologi dalam mendukung pasien dan keluarga yang menghadapi kanker otak anak sangat penting, jelas Kasey Rangan, MSN, CPNP-PC, CPHON. Untuk memberikan dukungan yang menyeluruh bagi pasien dan keluarga, perawat harus memahami dengan jelas apa arti sebenarnya dari kelangsungan hidup anak-anak dengan kanker otak. Rangan yang bekerja di Children’s Hospital Los Angeles, California, menekankan bahwa ekspektasi kelangsungan hidup sangat bervariasi antara satu kasus dengan yang lain.

Survivor kanker otak anak kadang-kadang harus menghadapi masalah neurokognitif dan keterlambatan perkembangan, dan ini bisa memengaruhi kehidupan jangka panjang mereka. Rangan menjelaskan bahwa pasien serta keluarga sering merasa berduka atau mengalami PTSD setelah perawatan. Hal ini muncul ketika mereka menyadari bahwa harapan hidup anak mungkin tidak sesuai dengan visi keluarga mereka sendiri.

Ia menyoroti bahwa anak-anak ini dan sistem dukungan mereka sering kali tidak menyadari efek jangka panjang kanker otak dan dampaknya pada kehidupan mereka. Perawat kadang-kadang juga tidak siap menghadapi kenyataan ini. Rangan, yang sudah berkecimpung di bidang ini sejak 2003, menyarankan agar perawat onkologi memahami secara mendalam tantangan yang dihadapi pasien dan keluarga mereka setelah menjalani perawatan.

“Kita perlu menyadari proses berduka yang harus dilalui oleh banyak perawat, keluarga, dan pasien terkait kehilangan yang muncul dari diagnosis yang menantang seperti glioblastoma. Meskipun pasien dapat selamat, sering kali mereka akan mengalami masalah neurokognitif yang signifikan akibat pengobatan.”

Berbeda dengan jenis kanker anak lainnya seperti tumor padat atau leukimia, pasien kanker otak anak tidak selalu bisa mengharapkan kehidupan yang normal setelah menjalani perawatan. Rangan menjelaskan, “Mengetahui bahwa PTSD adalah masalah, berduka atas kehilangan anak, serta menyadari bahwa perjuangan kesehatan yang kontinu akan membatasi harapan mereka untuk masa depan, ini jauh lebih umum di bidang neuro-onkologi.”

Rangan menambahkan bahwa walaupun pasien dapat disembuhkan, masih ada banyak efek jangka panjang yang bisa membatasi kualitas hidup mereka. Ia percaya banyak keluarga tidak sepenuhnya memahami hal ini saat berada di tengah-tengah perjuangan menyelamatkan anak mereka. “Ini adalah hal yang sulit, dan perawat dapat berperan dalam membantu dukungan bagi keluarga dengan menormalisasi perasaan mereka serta mendorong sesi terapi dan layanan pendukung.”

Transkrip ini telah diedit untuk kejelasan dan singkat. Ikuti perkembangan terbaru dalam keperawatan onkologi dan perawatan pasien.

Pentingnya peran perawat onkologi dalam mendukung pasien anak dengan kanker otak dan keluarganya tidak bisa diremehkan. Dengan pemahaman yang baik tentang kompleksitas kelangsungan hidup dan masalah yang menyertainya, perawat dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Selain itu, menyadari proses berduka dan dampak jangka panjang dari pengobatan kanker dapat membantu keluarga menghadapi tantangan dalam merencanakan masa depan mereka.

Sumber Asli: www.oncnursingnews.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *