Dr. Justin Taylor dari Sylvester Comprehensive Cancer Center mengumumkan studi yang menunjukkan bahwa kombinasi obat selinexor dan irinotecan bisa menjadi pengobatan baru untuk kanker kolorektal, terkait dengan mutasi XPO1. Taylor mendapat penghargaan Glaser untuk mendanai lebih banyak penelitian ini, yang juga menyasar kanker endometrium.
Dalam sebuah studi pra-klinis, Dr. Justin Taylor dari Sylvester Comprehensive Cancer Center, Universitas Miami, mengungkapkan metode potensial baru untuk mengobati kanker kolorektal. Studi ini berfokus pada mutasi pada gen yang berkaitan dengan kanker kolorektal, khususnya gen XPO1 yang terlibat dalam pengaturan sel.
Obat yang menargetkan XPO1, yaitu selinexor, menunjukkan hasil menggembirakan saat dipadukan dengan irinotecan, obat kemoterapi yang biasa digunakan. Menurut Dr. Taylor, Kombinasi kemoterapi baru ini didukung oleh sains untuk mengedepankan potensi efektivitas bagi pasien.
Komite peneliti juga mendapatkan penghargaan Stanley J. Glaser Foundation Research Award senilai 51.500 dolar untuk kelanjutan penelitian ini, dan rencananya insentif ini bakal diperluas dalam aplikasi untuk hibah yang lebih besar dari NIH. Mereka juga menyasar implikasi untuk kanker endometrium karena mutasi yang sama ditemukan dan bisa berakibat fatal bagi banyak perempuan di AS.
Studi ini berasal dari penelitian sebelumnya mengenai kanker darah yang dipimpin oleh Taylor di Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Sementara itu, saat berada di Sylvester, Taylor menggali lebih dalam tentang mutasi XPO1 yang relevan pada kanker kolorektal dan endometrium. Dari analisis 217.570 pasien kanker, mereka menemukan bahwa mutasi XPO1R749Q terjadi pada 96 tumor padat.
Peneliti kemudian menciptakan mutasi XPO1R749Q dalam garis sel tumor menggunakan pengeditan CRISPR-Cas9 dan menemukan bahwa mutasi ini membuat sel-sel tumor lebih tahan terhadap irinotecan. Namun, tidak mempercepat pertumbuhan sel kanker, justru memprotek sel kanker dari kerusakan DNA.
Dengan mengobati garis sel tumor dengan selinexor, mereka menemukan bahwa obat ini bisa membunuh sel-sel tersebut dan kombinasi dengan irinotecan menurunkan ukuran tumor dalam model pra-klinis. Selinexor saat ini sudah disetujui untuk beberapa pasien kanker mieloma multipel dan menunjukkan prospek dalam perawatan lanjut kanker endometrium yang rezisten.
Selain pengobatan baru ini, studi juga mengkaji lebih dalam tindakan dan peran XPO1 dalam perbaikan DNA. Peneliti berencana mengkombinasikan selinexor dengan obat imunoterapi untuk mengeksplorasi efektivitasnya pada kanker endometrium.
Dr. Taylor berkomitmen untuk menerjemahkan hasil penelitian ini ke praktik klinis, Kami fokus pada sains translasi dan secepat mungkin membantu pasien, tegasnya. Penghargaan Glaser tersebut bertujuan mendukung peneliti fakultas di Universitas Miami, sebagai penghormatan bagi filantropis Stanley J. Glaser.
Studi pra-klinis oleh Dr. Justin Taylor menunjukkan potensi baru untuk pengobatan kanker kolorektal dengan menggabungkan selinexor dan irinotecan. Penelitian ini juga menunjukkan betapa pentingnya mengatasi mutasi XPO1R749Q yang berkontribusi pada resistensi terhadap kemoterapi. Dengan dukungan hibah, tim peneliti berharap dapat melanjutkan upaya penelitian ini serta menjajaki lebih banyak implikasi, termasuk pengobatan kanker endometrium.
Sumber Asli: www.newswise.com